KABARCIREBON - Konflik internal yang melanda Yayasan Pembina Pendidikan Majalengka (YPPM), Universitas Majalengka (Unma), menarik perhatian dari salah satu tokoh pendidikan asal Majalengka Dr. H Yayat Hidayat M.Ag.
Menurut mantan Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Majalengka ini, idealnya sebagai yayasan pendidikan yang mengayomi perguruan tinggi, pengurus YPPM harusnya memiliki pendekatan akademis dalam menangani perbedaan pendapat yang mengemuka saat ini.
“YPPM Unma itu kan yayasan pendidikan yang memiliki tanggung jawab besar terhadap pengelolaan perguruan tinggi, yakni Universitas Majalengka. Oleh karena itu, pengurus yayasan harus berpikir secara akademis, jangan bergerak secara serampangan,"tegas Yayat yang juga calon Bupati Majalengka ini.
Dikatakan Yayat, adanya perbedaan pemikiran bahkan mungkin perbedaan kepentingan harus disikapi sebagai ruang demokrasi. Berpikir demokratis bukan berarti kita harus sepakat dalam perbedaan. Inilah salah satu cara berpikir akademis.
Ia pun menekankan pentingnya menjaga akhlak dalam setiap penyelesaian konflik. Karena membawa masalah internal ke ruang publik sama saja dengan membuka 'aib' sendiri, yang pada akhirnya dapat merusak kredibilitas Yayasan Pembina Pendidikan Majalengka dan kampus Universitas Majalengka (Unma) itu sendiri.
"Memunculkan persoalan ke ruang publik tidak akan menyelesaikan masalah, melainkan hanya akan menambah persoalan dan memperkeruh suasana,"katanya.
Baca Juga: Warga Cirebon Keluhkan Sulitnya PPDB Jalur Zonasi dan KETM
Yayat menambahkan sebaiknya, Pemkab Majalengka dalam hal ini Penjaba harus turun tangan menengahi dan menyelesaikan masalah yang mengguncang YPPM ini. Munculnya pihak yang tendensius memihak kepada kepentingan sepihak, hanya akan memperuncing gesekan di antara pihak yang berseberangan.