"Lebih dari enam puluh siswa belajar tanpa sekat, menggunakan meja kecil sebagai alas menulis. Meski kondisinya kurang nyaman, sekolah berharap segera mendapatkan perbaikan," katanya.
Sementara, Wali Kelas II, Titi menuturkan bahwa kegiatan belajar mengajar digabungkan dalam satu tempat tanpa sekat, mengakibatkan gangguan dalam proses belajar.
Baca Juga: Peringati Milad, SMK Muhammadiyah Lemahabang Kabupaten Cirebon Menggelar Donor Darah
Suara guru yang menggema dan siswa sulit diarahkan menjadi kendala utama.
"Peristiwa ambruknya ruang kelas ini menjadi sorotan, memaksa para siswa beradaptasi dengan kondisi darurat belajar yang tidak seperti biasanya,"
"Saat ini, belum ada tanda-tanda perbaikan yang akan segera dilakukan, dan kekhawatiran terhadap kelangsungan kegiatan belajar mengajar," tuturnya.***