KABARCIREBON - Bantuan sosial (bansos) pemerintah di tengah Pemilu diduga dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan elektoral. Ketum PAN Zulkfili Hasan, berkampanye dengan narasi agar rakyat memilih Prabowo-Gibran agar bansos dan BLT berlanjut.
Peneliti senior BRIN Prof Lili Romli menilai kampanye seperti ini tidak etis. Menurutnya, alih-alih bagaimana agar rakyat makmur dan sejahtera sehingga tidak mengandalkan bansos, kampanye model ini justru ingin melestarikannya.
"Ini bisa dikatakan mereka ingin agar rakyat tetap miskin sehingga akar tergantung terus pada bansos. Ini bentuk politik populis yang salah kaprah," terangnya, kamis (14/12/2023).
Menurutnya, kampanye politik harusnya berfokus pada upaya menyejahterakan rakyat dengan seperti penciptaan lapangan usaha bagi rakyat, lapangan pekerjaan, peningkatan pendidikan sehingga rakyat bisa keluar dari jerat kemiskinan.
"Bukan terus menerus melestarikan Bansos," lanjutnya.
Menurutnya, kini, program Bansos pun melenceng dari tujuan awal.
Baca Juga: Gus Sagara Inisiasi Pantura Bershalawat Selama 42 Hari Berturut-turut
"Sekarang Bansos sudah bersifat politis, sudah ditunggangi politik," sambungnya.
Bansos menjadi instrumen klintelisme untuk meraih suara, untuk pemenangan Pemilu dan Pilpres. Padahal pendanaan bansos bersumber dari uang rakyat.