KABARCIREBON - Sebagian besar, penyandang disabilitas di Kabupaten Majalengka kesulitan mendapatkan job pekerjaan terutama di sektor formal. Padahal, secara intelektual mereka memiliki kecerdasan yang cukup tinggi.
“Untuk disabilitas netra mereka masih bisa bekerja karena bisa dilatih keterampilan memijat. Namun saya berharap, memijat tidak menjadi pekerjaan utama. Mereka bisa bekerja di sektor yang lain, mereka bisa menjadi guru jika pendidikannya tinggi,” katanya.
Menurut Hendri, banyak disabilitas netra yang cerdas – cerdas namun tidak memiliki fasilitas yang memadai. Butuh pendampingan berupa buku – buku pelajaran juga buku bacaan berhuruf braille untuk mengasah kecerdasan mereka.
Baca Juga: Tidak Tamat SMP, Penyandang Disabilitas Kabupaten Majalengka Sulit Mendapatkan Pekerjaan
“Harus diketahui bahwa penyandang disabilitas di Kabupaten Majalengka ini rata – rata berasal dari keluarga kelas bawah, ada yang sulit menyekolahkan. Karena harus mengeluarkan ongkos tinggi tiap hari,” ungkap Hendri yang mengenyam pendidikan di Solo.
AKSESIBILITAS
Hendri juga berkeinginan ada jalan atau trotoar yang ramah bagi kelompok disabilitas netra dan daksa, agar mereka bisa berjalan di tempat umum tanpa hambatan berarti.
Saat ini menurutnya, trotoar di sepanjang Jl Ahmad Yani dipasangi besi sehingga menyulitkan bagi penyandang disabilitas netra.
“Kalau berjalannya orang disabilitas netra tongkat sudah digerakan paling tidak 50 cm kedepan dan kesamping kiri juga kanan. Sekarang ke samping beberapa centimeter sudah terdapat pasangan besi, jadi bagaimana mereka bisa berjalan dengan nyaman di trotoar. Perlintasan trotoarnya sangat terbatas, bisa – bisa kaki mereka bisa tersangkut di besi. Jadi tolong pemerintah berikan asesibilitas bagi disabilitas,” ungkap Hendri.Tati Purwati/Kabar Cirebon)***