KABARCIREBON - Para pemilik penggilingan beras di Majalengka menyebut, saat ini daerahnya hampir memasuki krisis beras. Ini akan berlangsung hingga beberapa waktu kedepan.
Kondisi ini terkait musim panen yang masih cukup lama sekitar 2 hingga 3 bulanan ditambah panen yang tidak akan serempak.
Salah satu pemilik penggilingan beras di Majalengka, Dedi Koswara menyebut, krsis beras ini adalah siklus tahunan yang sudah berlangsung dua tahun terakhir.
Baca Juga: Harga Beras Naik, Ini Keluhan Ibu-ibu di Majalengka
Apalagi, tahun ini para petani baru tanam sekitar satu bulanan bahkan ada yang baru tanam karena ketersediaan air yang minim.
“Makanya, musim panen tidak akan serempak. Karena tanamnya juga tidak serempak. Yang tanam sekarang diprediksi baru panen pada Mei mendatang, untuk MT II panen diprediksi bulan September atau Oktober, itupun jika air tersedia, kalau tidak maka petani tidak akan panen,” ungkap Dedi.
Dengan begitu, maka krisis beras akan berlangsung cukup lama jika pemerintah tidak segera mengatasi persoalan ini. Terkecuali, jika beras pemerintah segera dilepas ke pasaran.
Baca Juga: 27.489 KPPS di Majalengka Segera Dilantik
Dedi menyebut, harusnya pemerintah daerah memiliki resi gudang untuk menyimpan cadangan pangan bari masyarakatnya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan.
“Di sejumlah kabupaten/kota sudah melakukan resi gudang. Saya juga mendapat pesanan sebanyak 60 ton dari sebuah kabupaten. Karena di sana cadangan pangan sudah biasa dilakukan pemerintah,” katanya.(Tati Purwati/Kabar Cirebon)***