Jelang Imlekan, Pesanan Dodol Cina di Majalengka Menurun Dratis

- 5 Februari 2024, 17:55 WIB
Pekerja pembuat dodol di Desa Mekarsari, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, tahun ini pesanan dodol menurun drastis
Pekerja pembuat dodol di Desa Mekarsari, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, tahun ini pesanan dodol menurun drastis /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON - Jelang Imlek pesanan dodol cina atau dodol keranjang atau ada juga yang menyebutnya jawadah korang yang dilakukan perajin di Desa Mekarsari, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka menurun drastis.

Biasanya pesanan sudah datang sebulan sebelum perayaan imlek, kini pembuatan dodol baru dilakukan sepekan terakhir itupun produksinya turun setengahnya dibanding tahun – tahun sebelumnya.

Ibenk perajin kue keranjang di Jatiwangi menyebutkan, tahun ini benar – benar sepi pesanan. Jika baisanya dalam sehari bisa memproduksi hingga 1 kw beras ketan, kini turun setengahnya hanya sekitar 50 hingga 60 kg saja.

Baca Juga: Pemilu Majalengka Rawan Konflik, Pj Bupati bersama ASN Tandatangani Fakta Integritas Pemilu 2024

Kondisi tersebut diperparah dengan mahalnya harga bahan baku beras ketan dan gula putih. Saat ini harga beras ketan yang tahun lalu hanya Rp 14.000 per kg kini naik menjadi Rp 22.000 per kg, sedangkan gula putih yang pada tahun lalu hanya Rp 500.000 per karung sekarang harga gula melesat mencapai Rp 800.000 per karung.

“Pesanan dari Bandung menurun, pesanan dari wilayah Jatiwangi juga demikian. Jika dulu pedagang keliling bisa ramai mengambil dodol untuk dijual kepada masyarakat umum, sekarang sepi,” ungkap Ibenk

Dia membuat dodol keranjang dengan bungkus daun pisang dan plastik. Pesanan bungkus dodol dari daun pisang kebanyakan memenuhi pesanan dari Bandung.

Baca Juga: OSN Tingkat Kota Cirebon Bakal Digelar Maret, Puluhan Siswa SMA Negeri 1 Ikuti Pembinaan Sekolah untuk Lolos

Karena mahalnya harga gula dan beras ketan, Ibenk pun terpaksa menaikan harga jual dodol keranjangnya menjadi Rp 40.000 per kg, padahal musim Imlek tahun lalu dia masih menjual dodol seharga Rp 37.000 per kg.

Hanya walaupun sekarang harga serba mahal, Ibenk tetap mempertahankan kualitas barangnya, tidak berupaya menurunkan kualitas untuk mensiasati mahalnya harga bahan baku. Dia tetap menjaga kualitas agar kepuasan konsumen tetap terjaga. Jangan sampai konsumen kapok membeli dodol buatannya yang sudah dilakukan turun temurun.

Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah