Siswa SMA Negeri 2 Kuningan Diajak Kamis Nyunda

- 3 Maret 2024, 13:19 WIB
Kepala SMA Negeri 2 Kuningan, H Tri Suknaedi, mengajak pada seluruh siswa untuk mengenakan pakaian Kamis Nyunda, pakaian adat sunda pada setiap hari Kamis bersama guru, kepala sekolah dan seluruh staf tata usaha.
Kepala SMA Negeri 2 Kuningan, H Tri Suknaedi, mengajak pada seluruh siswa untuk mengenakan pakaian Kamis Nyunda, pakaian adat sunda pada setiap hari Kamis bersama guru, kepala sekolah dan seluruh staf tata usaha. /Emsul/KC/

KABARCIREBON - Dalam rangkaian peringatan hari bahasa Indung Internasional, segenap siswa SMA Negeri 2 Kuningan diajak untuk setiap hari Kamis agar membiasakan dengan menggunakan pakaian adat sunda atau yang lebih dikenal Kamis Nyunda.

“Menggunakan pakaian adat sunda yang dilakukan seluruh guru SMA se-Jawa Barat sejak beberapa tahun lalu sesuai anjuran Dinas Pendidikan Provinsi Jabar. Karenanya, kami mengajak pada seluruh siswa SMA Negeri 2 Kuningan untuk melakukan kegiatan yang sama pada setiap hari Kamis mengenakan pakaian ala Sunda atau Kamis Nyunda,” ungkap Kepala SMA Negeri 2 Kuningan, H Tri Suknaedi, Kamis 29 Februari 2024.

Dijelaskannya, pakaian Kamis Nyunda ini bagi laki-laki mengenakan baju dan celana serba hitam dengan mengenakan ikat kepala atau iket. Sedangkan bagi siswa perempuan, mengenakan pakaian kebaya sesuai adat sunda.

Baca Juga: Tanamkan Kecintaan Lingkungan, Siswa Kuningan Dibekali Mulok Gunung Ciremai

Kamis nyunda ini agar kita memiliki kecintaan terhadap seni budaya sunda, termasuk dalam penggunaan Bahasa Sunda yang baik dan benar. Kenapa harus nyunda, karena nilai-nilai budaya Sunda jika tidak dipelihara atau dilestarikan, maka akan teracam punah. Generasi penerus dari kalangan usia remaja atau siswa SMA dikhawatirkan kurang mencintai akan budayanya sendiri.

“Segala sesuatu juga jika tidak dilestarikan atau digunakan dalam hiduo keseharian maka akan punah dari peredaran. Termasuk dalam penggunaan bahasa, jika tidak segera diantisipasi maka secara perlahan kata demi kata akan punah. Oleh karena itu, WHO setiap tahun diperingati hari Bahasa Indung Internasional. Bahasa Indung ini tidak hanya bagi orang sunda, tentu berlaku bagi seluruh bangsa yang ada di dunia dalam berbeda suku bangsa,” ujar H Tri.

Berdasarkan catatan WHO, dari 7.000 kata yang meliputi 90 negara di dunia, sebanyak 2.680 kata terancam punah. Kepunahan kata-kata tersebut tidak hanya terjadi di negera lain, termasuk di Indonesia yang didalamnya, ada suku Sunda. Misalnya, orang sunda jarang terjadi menyebut kata “tibatan” kata tersebut kini berubah menjadi kata “dari pada”. Tibatan itu, artinya daripada, tapi orang yang mengungkapkan kata tibatan nyaris tidak ada lagi.

Baca Juga: Nama Sementara 50 Caleg DPRD Kuningan Sudah Beredar, Pleno Rekapitulasi Suaranya Belum Tuntas

“Jadi, Kamis nyunda ini, selain mengenakapan pakaian adat Sunda setiap hari Kamis bagi para siswa, guru dan TU, juga dalam rangka melestarikan bahasa peninggalakan karuhun (nenek moyang) kita sebagai pencetus seni budaya sunda, baik dalam ucapan/kata-kata atau kalimat dalam berbicara bahasa Sunda maupun dalam berpakaian ala Sunda,” ujar H Tri.

Halaman:

Editor: Iyan Irwandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x