Gerombolan Tikus Gerogoti 5 Hektare Tanaman Padi di Majalengka, Ini yang Dilakukan POPT

- 10 Juni 2024, 15:34 WIB
Sejumlah anggota kelompok tani Palandea, Desa Mandapa, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka tengah melakukan gropyokan membasmi tikus dengan cara pegemposan memnggunakan blerang yang dibakar, asapnya masuk kedalam lubang tikus. Dari hasil gropyokan lebih dari 100 ekor tikus ditangkap.*
Sejumlah anggota kelompok tani Palandea, Desa Mandapa, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka tengah melakukan gropyokan membasmi tikus dengan cara pegemposan memnggunakan blerang yang dibakar, asapnya masuk kedalam lubang tikus. Dari hasil gropyokan lebih dari 100 ekor tikus ditangkap.* /Kabar Cirebon/Foto Tati Purwati/

KABARCIREBON - Gerombolan tikus menggerogoti areal pesawahan di Desa Mandapa, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, yang usia tanamnya belum sebulan.

POPT bersama PPL dan kelompok tani lakukan gropyokan lewat pengemposan untuk membasmi tikus yang menyerang sawah.

Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Kabupaten Majalengka Kusnadi, Senin 10 Juni 2024 mengungkapkan, tidak sampai sepekan serangan tikus mencapai sekitar 5 hektare sawah dari luas baku sawah 50 hektare.

Baca Juga: Polri Bersama PMPI Gelar Dialog Kebangsaan, Hadirkan Habib Luthfi sebagai Narasumber

Tikus – tikus tersebut keluar dari sarangnya yang ada di pematang sawah, bantaran sungai, tanggul irigasi serta, tanggul ruas tol.

Ketika turun hujan pada Senin 3 Juni 2024 pekan lalu tikus – tikus keluar mencari makan.

“Usai turun hujan, tikus lapar keluar dari sarang mencari makanan, yang tersedia adalah tanaman padi yang masih berusia muda, sehingga tikus – tikus tersebut menyerang sawah, memakan tanaman yang masih muda,” ungkap Kusadi.

Baca Juga: Di Tangan Pemuda Cirebon Ini, Innova 2011 Menolak Tua, Tampil Gagah dan Mewah Ternyata Ini Kuncinya

Menurutnya, berdasarkan pengamatan POPT, tikus menyerang tanaman padi dengan intensitas serangan 13,33 %, rata rata lubang aktif tikus 60 - 70 per 100 meter di tanggul pematang sawah, saluran irigasi serta tanggul tol karena serangan berada berdekatan dengan ruas tol Cipali.

“Ya apabila tidak segera dikendalikan akan mengakibatkan serangan yang semakin meluas dan intensitas meningkat bahkan bisa mengurangi hasil hingga gagal panen,” kata Kusnadi yang menyarankan semua petani bisa secara rutin melakukan pengamatan di lokasi hamparan sawahnya masing - masing untuk mengamati perkembangan OPT Tikus termasuk OPT lainnya seperti wereng dan penggerek batang.

Halaman:

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah