Nama Desa di Kabupaten Cirebon Ini Ternyata Berawal dari Pedagang China yang Jualan di Bawah Pohon Jamblang

30 Agustus 2023, 19:30 WIB
Kantor Kuwu Desa Jamblang, Kabupaten Cirebon, ternyata seperti ini asal muasa penyebutan nama Desa Jamblang. /Kabar Cirebon/Foto Putri Karina/Magang/

KABARCIREBON - Banyak orang mengira Jamblang hanyalah sebuah nama buah. Memang betul, namun tahukan anda jika di Kabupaten Cirebon, nama Jamblang disematkan pada sebuah kawasan baik desa, kecamatan hingga kuliner tradisional.

Menurut masyarakat setempat, pada awalnya Jamblang merupakan daerah yang tak bernama. Daerahnya dialiri cukup banyak sungai, maka tak heran banyak orang melakukan perjalanan sungai dengan naik perahu, mengingat kendaraan darat belum banyak dibuat.

Perahu menjadi angkutan utama dalam menyusuri sungai bagi masyarakat Jamblang pada saat itu, sekitar abad 14. Para pedagang di sana kebanyakan dari etnis Tionghoa atau turunan China, yang berlabuh di Pelabuhan Celancang dan meneruskan membawa barang dagangannya dengan perahu ke pedalaman.

Baca Juga: Asyik Tol Cijago Seksi 3B Segera Diresmikan, Warga Cinere Jagorawi dan Depok Catat Ini Tanggalnya

Di pedalaman masih sedikit nama-nama kampung, orang-orang jaman dahulu biasanya menyebutkan nama daerah yang pernah didatanginya dengan mengenal pohon sebagai tanda.

Hiruk pikuk masyarakat yang lalu lalang di daerah jamblang menarik perhatian seorang pedagang China yang bernama Baba Chong An.

Ia menjual barang dagangannya di pinggir sungai dan di setiap tempat yang terdapat pohon jamblang. Pada masa itu, dagangan Baba Chong An laris manis dan banyak diperbincangkan oleh masyarakat setempat.

Baca Juga: Data Kemiskinan Berbeda, Pemkab Akan Selaraskan dengan Pemerintah Pusat

Maka, daerah dimana Baba Chong An membuka dagangannya di bawah pohon jamblang itulah dikenal dengan nama jamblang, hingga akhirnya kemudian nama itu dijadikan sebagai daerah Jamblang.

Karena barang dagangannya laku, akhirnya Baba Chong An memutuskan untuk menetap dan membangun tempat tinggal di daerah Jamblang. Sehingga, daerah itu dinamai Desa Jamblang.

Lama kelamaan, semakin banyak pribumi dan orang China yang menetap di Jamblang. Ketika berdagang, Baba Chong An tidak sendiri, ia ditemani oleh seorang putrinya bernama Liong Sie Tin dan ia ikut menetap bersama ayahnya.

Baca Juga: BPK Temukan Rp 32,4 Miliar Belum Dibayarkan Kontraktor Atas Sejumlah Proyek di Kota Cirebon

Baba Chong An selain seorang pedagang ia pun seorang pengagung kelenteng. Maka dari itu, hasil dagangannya ia pakai sebagian untuk membeli sebidang tanah dan membangun sebuah kelenteng.

Ia membangun sebuah kelenteng bermaksud agar dapat bersembahyang, baik untuk dirinya sendiri dan masyarakat setempat yang sebangsa dan seagama dengan dia.

Baba Chong An hidup semasa dengan Sunan Gunung Jati, sebab dikisahkan bahwa Putri Baba Chong An yang bernama Liong Sie Tin menikah dengan seorang murid Sunan Gunung jati yaitu Raden Banjar Pantoman.

Baca Juga: Ternyata, Ini Lho Asal Usul Penamaan Tahu Gejrot, Kuliner Cirebon yang Dirintis Etnis Tionghoa Tahun 1950

Dikisahkan juga pendirian klenteng di Jamblang sudah mendapatkan restu dari Sunan Gunung Jati. Sementara bahan bangunan atau kayu klenteng tersebut merupakan sumbangan dari Raden Banjar Pantoman.

Nah, di daerah Jamblang ini pula, kuliner tradisional yang khas dibungkus daun jati dibuat, dengan beragam menu dapur. Kuliner tradisional itu pupuler dengan sebutan Nasi Jamblang.(Putri Karina/Muhammad Adam Permana/Hijran Ar Rafi/Magang/Kabar Cirebon)***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler