Peduli Lingkungan, Program Bank Sampah Barokah Juga Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

- 13 September 2023, 10:16 WIB
Kelompok Maggot Milik Kita (Malika) dalam pengembangan program Bank Sampah Barokah di Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Kelompok Maggot Milik Kita (Malika) dalam pengembangan program Bank Sampah Barokah di Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. /Foto/Humas Pertamina/

KABARCIREBON - Bagi sebagian besar orang menganggap lalat sebagai serangga pembawa penyakit karena selalu hinggap di tempat - tempat  kotor. Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi Lalat Tentara Hitam atau Black Solider Fly (BSF).

Lalat jenis ini justru dikembangkanbiakan karena memiliki manfaat bagi manusia dan lingkungan.

Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat melalui Integrated Terminal Jakarta (ITJ)- Plumpang menjalankan program berkelanjutan dengan jangka waktu 5 tahun yang di evaluasi setiap tahunnya. Salah satu programnya yakni Bank Sampah Barokah yang mulai dilaksanakan pada tahun 2019.

Baca Juga: Mencuat dari Kota Mataram: Ada Kesepkatan Menekan Inflasi Ditandatangani Para Kepala Daerah wilayah Cirebon

Melihat perkembangan lingkungan yang lebih baik, pada tahun 2021 ITJ melalui program ini berinovasi dan berkolaborasi dengan kelompok Maggot Milik Kita (Malika) dalam pengembangan program Bank Sampah Barokah di Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Program Bank Sampah Barokah dilatarbelakangi karena melihat pengelolaan sampah organik yang belum maksimal, khususnya di lingkungan RW 07 Rawa Badak Utara.

Prosesnya dimulai dari warga yang diarahkan untuk menabung dan menyetor sampah organik di Bank Sampah Barokah, setelah itu sampah organik ditaruh di wadah dan diberi telur lalat BSF, lalu diberi makan, kemudian membutuhkan waktu sekitar 14 hari hingga telur berubah menjadi maggot.

Pada program ini, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memberikan sejumlah bantuan fasilitas berupa mesin pencacah plastik, mesin pencacah rumput, alat press sampah plastik, rak lalat BSF, perlengkapan budidaya maggot, rumah budidaya maggot serta mesin rotari sebagai alat pengering maggot.

Pada tahun 2022, dengan menggandeng Bank Sampah Dadali, Kelompok Malika mendapatkan pelatihan pemanfaatan SOD (Sampah Olahan Domestik) serta pengembangan pemasaran maggot.

Lalu pada 2023, Kelompok Malika mendapatkan pendampingan teknis dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor berupa pelatihan-pelatihan inovasi diversifikasi maggot dan pengemasan maggot.

Sehingga terdapat peningkatan ilmu dan keterampilan dalam budidaya maggot bagi kelompok

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan mengatakan, program ini merupakan bentuk upaya komitmen dan kepedulian Pertamina terhadap pemberdayaan masyarakat di tiga pilar, yaitu lingkungan , sosial, dan ekonomi.

Tujuan program ini salah satunya yaitu untuk meminimalisir sampah organik namun budidaya maggot juga dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk yang dapat dipakai untuk tanaman.

“Sejak September 2022 hingga Juli 2023 melalui program ini telah berhasil mengurangi sampah organik sebanyak 1440 KG dalam setahun. Kemudian Maggot basah dinilai seharga 8 ribu rupiah/1 kilogram, sedangkan maggot kering 15 ribu rupiah/1 kilogram,"

"Jadi secara akumulatif, dari kegiatan maggot dalam setahun kelompok dapat menghasilkan nilai sebesar 12 juta rupiah.

Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: Rilis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah