Gula Lokal di Gudang PG Jatitujuh Masih Menumpuk, Harga Gula Putih di Pasaran Majalengka Naik Gak Ketulungan

- 30 November 2023, 20:40 WIB
Petani tengah mengaduk pupuk untuk pemupukan tebu di Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka beberapa hari lalu. Kini harga gula di pasaran di Majalengka naik mencapai Rp 17.500 hingga Rp 18.000 per kg
Petani tengah mengaduk pupuk untuk pemupukan tebu di Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka beberapa hari lalu. Kini harga gula di pasaran di Majalengka naik mencapai Rp 17.500 hingga Rp 18.000 per kg /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON - Harga gula putih dalam beberapa pekan terakhir di Kabupaten Majalengka naik, sedangkan gula lokal di Gudang PG Jatitujuh justru masih menumpuk, para pengusaha tidak ada yang berani mengambil DO ke Gudang lantaran alasan harga gula di pasaran masih terus pluktuatif.

Berdasarkan keterangan dari sejumlah pedagang di Pasar Tradisonal di Kabupaten Majalengka, naiknya harga gula putih di pasaran sudah berlangsung dalam sepekan terakhir ini.

Harga gula putih sebelumnya dijual dengan harga Rp14.000 per kg pada saat ini di tingkat eceran mencapai Rp17.500 - Rp18.000 per kg.

Baca Juga: Kapok Gak Ya? Tiga Begal Sadis Ini Dihadiahi Timah Panas, Beraksi di 14 TKP di Indramayu

Kenaikan harga hampir terjadi setiap saat sebesar Rp500, atau hanya Rp300, namun karena seringnya harganyapun kini terus melambung.

"Kalau naiknya bisa mencapai Rp500 sementara pada saat turunnya hanya Rp100 per kg," kata Momon, pedagang kelontongan.

Senada disampaikan pedagang lainnya Nova yang kini membatasi stok di tokonya untuk menghindari terjadinya flutiasi harga dan menghindari terjadinya kerugian.

Baca Juga: Lagi Promo, Buruan Tukar 30 Telkomsel POIN di NEO Cirebon, Ini Keuntungannya!

“Lagi pula gula sekarang peredarannya juga terbatas, yang ngirimnya juga terbatas karena mungkin stok yang kurang, ” katanya.

Pengelola Pasar Sindangkasih Supriadi membenarkan naiknya harga gula putih yang terus menerus hingga ditingkat ecera saat ini cukup mahal.

Untuk harga grosir saja telah mencapai Rp17.000 per kg sedangkan ditingkat eceran Rp17.500 , namun ada pula yang menjual seharga Rp18.000 per kg.

Baca Juga: 3 Mahasiswi FH UGJ Raih Juara 3 Lomba Essay Tingkat Nasional

Namun demikian menurutnya stok gula di pasaran masih terbilang aman, hanya saja gula yang beredar di pasaran bukan gula kemasan.

“Di Haji Opa masih banyak, diperkirakan stok masih aman, hanya saja harga memang fluktuasi. Naik bisa sampai Rp500, kalau turun hanya Rp100 atau Rp50, itupun kalau turun jedanya sangat lama berbeda ketika naik harga bisa terus menerus.” katanya.

Sementara itu seorang pengusaha yang biasa mengambil gula ke Gudang PG mengaku belum berani mengambil DO dengan alasan khawatir merugi, karena tidak jelasnya harga di pasaran yang terkadang tiba – tiba harga naik, seketika juga harga turun.

Baca Juga: Secara Aklamasi, Dedy S Musashi Jabat Ketua PWI Indramayu Periode 2023-2026

“Kalau gula di gudang masih banyak masih numpuk tapi tidak ada yang berani mengambil DO. Jadi gula lokal masih ditampung diperkirakan baru keluar pada Januari mendatang, kalau Desember masih pembukuan,” ungkap Katijah pengusaha tebu asal Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh.

“Sekarang mending ditampung di gudang daripada rugi pasaran, harga di pasarannya tidak jelas sih,” tambah Katijah.

Harga lelang gula sendiri saat panen tahun ini menurutnya mencapai Rp12.500 per kg dengan kondisi rendemen 7.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Terkenal Enak di Pare Kediri, Ada Pilihan Bakso Agasta dan Bakso Anugerah

Bagi petani cukup menguntungkan hanya sayangnya tonase tebu anjlok akibat cuaca terlalu panas sehingga tebu kondisinya kering.

Jika saja tonase normal seperti musim panen sebelumnya, maka petani akan lebih diuntungkan.

“Tonase anjlok gara - gara kemarau panjang jadi tebu kering,” ungkap Katijah yang meyakinkan kalau produksi gula lokal di PG Jatitujuh cukup banyak.

Baca Juga: Ombudsman RI : Program Penangkapan Ikan Terukur Dinilai Belum Akuntabel dan Transparan

Karena kemarau panjang, tanaman barupun hampir semua mati serta diserang tikus. Tebu yang baru berukuran 2 cm habis digerogoti tikus.

Karena tanaman tebunya di makan tikus, diapun terpaksa harus menanam ulang sekitar 2 hektare lahan tebunya.(Tati/KC).***

 

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah