Gayung pun bersambut. Bank Rakyat Indonesia (BRI) tidak ingin Desa Gegesik Kulon yang meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) terbaik tingkat nasional, tak memiliki pola manajerial yang tertata dengan baik.
Intervensi BRI
Dengan menjadikan Desa Gegesik Kulon sebagai Desa BRILian, BRI melakukan berbagai intervensi agar predikat Desa Wisata, juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Salah satu upayanya adalah memberdayakan seniman.
BRI mengutus satu orang mantri atau pendamping untuk memberikan edukasi bagaimana ekosistem ekonomi di Desa Gegesik Kulon menggeliat seiring banyaknya kunjungan wisatawan untuk menikmati kekayaan seni dan budaya tradisional.
Adalah Rafdiansyah, mantri Desa BRILian Gegesik Kulon utusan BRI. Tugasnya, cukup banyak. Tak hanya memberikan pendampingan tentang inklusi keuangan kepada para seniman, termasuk juga pembenahan dan pemeliharaan sektor-sektor kebutuhan lembaga dan pribadi pengelola melalui program CSR.
Dalam melakukan pendampingan, Rafdiansyah selaku mantri BRI sering kumpul bareng seniman di Homestay Suragati. Ia menerima masukan-masukan dari para seniman, sehingga apa yang diprogramkan BRI mewujudkan Gegesik Kulon sebagai Desa BRILian dapat tercapai.
"Agenda ngobi bareng dengan teman-teman seniman sering kami lakukan di Homestay Suragati untuk menyerap masalah-masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya. Banyak masukan dari teman-teman seniman, yang tentu akan kami sampaikan ke pimpinan. Seperti, bantuan permodalan, pengadaan alat dan banyak lagi," ujarnya.
Sebagai bentuk edukasi berkelanjutan, BRI juga kerap menggelar zoom meeting dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tujuannya, untuk membuka wawasan soal tata kelola desa wisata yang baik, akuntabel dan transparan.