KABAR CIREBON - "Banyak di antara orang yang berpuasa tidak memperoleh sesuatu dari puasanya, kecuali rasa LAPAR dan HAUS.” (HR. Ibnu Majah)
Hadist tersebut sangat populer dan sering disampaikan berulang kali oleh sejumlah pencermah, utamanya di Bulan Ramadhan. Itu mengingatkan bagi semua yang menjalankan ibadah puasa.
Tidak sedikit dari kita menjalankan ibadah puasa hanya sekadar kebiasaan di Bulan Ramadhan saja. Tak heran, jika hasilnya pun hanya menahan rasa lapar dan dahaga.
Seolah mubajir, selama 30 hari menahan rasa lapar dan haus tapi tidak mendapatkan apa-apa. Jangankan mendapatkan pahala, bahkan di Bulan Ramadhan banyak yang menambah dosa.
Di antaranya, tetap menggunjingkan orang (ghibah). Itu perbuatan yang kadang sulit dikontrol. Jadi bagaimana puasa yang baik?
Coba simak penjelasan tiga golongan orang berpuasa, yang disarikan oleh Kabar Cirebon dari berbagai sumber.
Baca Juga: Umat Muslim Rajin Shalat Lima Waktu tapi Masih Menderita dan Dijauhkan dari Rezeki, Ini Penyebabnya
1. Puasa kelas orang awam
Golongan ini menjalankan puasa untuk tidak makan, tidak minum, dan menjaga syahwat saja. Intinya, golongan ini merasa puasanya sudah cukup dengan menjaga mulut dan alat kelamin dari hal-hal yang membatalkan puasa.
2. Puasa kelas istimewa
Pelaku puasa golongan ini, tingkatannya lebih tinggi. Selain menjaga mulut dan alat kelamin, juga menjaga telinga, mata, lidah, tangan dan kaki.
Golongan ini terbiasa menjaga telinganya untuk tidak mendengar pembicaraan yang tidak perlu didengar. Menjaga lidahnya untuk tidak berucap kasar.
Menjaga matanya, untuk tidak tergoda melihat hal-hal yang menjerumuskan ke perbuatan dosa.
Golongan ini juga menjaga tangan, kaki dan semua anggota tubuh untuk tidak terseret ke perbuatan maksiat.
3. Puasa kelas sangat istimewa
Ini tingkatan paling tinggi. Mereka sukses menahan lapar, haus, urusan syahwat, dan mencegah anggota tubuh berbuat maksiat.
Selain itu, golongan pelaku puasa ini mampu menahan hati dari keraguan mengenai hal-hal keakhiratan.
Golongan ini juga, selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan selalu mencari bekal di dunia untuk kebahagiaan di akhirat nanti.***