Ki Ageng Tapa seorang raja yang tertarik dengan ajaran Islam. Setelah mengenal Syekh Quro, ia pun menitipkan putrinya untuk mendalami agama Islam di pondok pesantren Syekh Quro.
Baca Juga: Dikecam, Aksi Bentangkan Bendera Partai Umat di Masjid At Taqwa, Ini Reaksi Bawaslu Cirebon
Bukan hanya Ki Ageng Tapa, banyak umat Hindu yang tinggal di wilayah kekuasaan Keratuan Singapura belajar ke Syekh Qoro hingga akhirnya memeluk Islam.
Kabar itu terdengar Raja Niskala Wastu Kancana. Ia geram mendengar ada agama baru yang masuk ke wilayah kekuasaannya. Agama itu bernama Islam.
Lalu, Niskala Wastu Kancana atau Anggalarang mengutus Putra Mahkota Raden Pamanah Rasa (Prabu Siliwangi) bersama para prajurit untuk mengusir Syekh Quro dari Tanah Jawa.
Baca Juga: Dianggap Tidak Mungkin, Kini Warga Kabupaten Cirebon Bisa Bikin SIM Bayar Pakai Sampah
Syekh Quro merupakan ulama besar bergelar Syekh Qurotul'ain, seorang yang arif, bijaksana, hapal Quran, dan ahli Qiro'at. Suaranya sangat merdu.
Syekh Quro masih keturunan dari Sayidina Husen bin Sayidina Ali RA dan Siti Fatimah Rasulullah SAW.
Setibanya di Pondok Pesantren Syekh Quro, Prabu Siliwangi mendengar suara aneh yang belum pernah ia dengar. Suara itu sangat merdu.
Baca Juga: Catur Dharma yang Memberikan Manfaat Bagi Bangsa dan Negara