Situasi Jazirah Arab dan Suku Badui Sebelum Nabi Muhammad SAW Diutus, Inilah Kondisinya (Kisah Nabi Bagian 1)

- 29 Januari 2023, 10:10 WIB
Ilusrasi Unta di Gurun Pasir Mekah.*
Ilusrasi Unta di Gurun Pasir Mekah.* /PRMN/

KABARCIREBON - Jazirah Arab, sebenarnya tidak hanya terdiri gurun pasir. Ada banyak tanah yang diindikasikan subur.

Tanah-tanah subur itu terletak di daerah pantai. Seperti di daerah Yaman, Yamamah, Hadramaut, dan Ahsa.

Lalu, di posisi bagian tengah Jazirah Arab ada sebuah wilayah subur lain bernama Najd. Wilayah ini diperkenalkan sebagai tempat asal kuda Arab yang termahsyur di mana-mana.

Baca Juga: Hadis Bencana Agama, Peringatan Buat Ahli Fikih, Pemimpin dan Mujtahid

Najd dan Yamamah juga diperkenalkan sebagai penghasil gandum. Demikian banyak gandum yang dihasilkan tempat tersebut. Sehingga disebutkan, mampu memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Jazirah Arab.

Ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan, penduduk Jazirah Arab berjumlah sekitar 10 juta sampai 12 juta jiwa. Di Kota Madinah banyak bukit yang baik untuk ditanami. Sementara itu, Kota Thaif terkenal dengan pertanian buah-buahannya.

Daerah-daerah yang disebutkan tak subur.

Jazirah Arab dikatakan penuh gunung dan bukit batu yang besar. Tidak ada sungai mengalirkan air. Suhu udara sangat panas. Oleh karena itu, menyebabkan penduduk Arab suka mengembara. Suka memindahkan tempat dimana saja.

Baca Juga: Keutamaan Bismillah, Inilah Penjelasan Dalam Al Qur'an dan Hadits

Yang dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk keperluan hidup. sehari-hari berserta hewan-hewan ternak mereka.

Unta

Unta adalah kendaraan yang sangat diandalkan penduduk gurun pasir. Unta dapat mengarungi gurun selama 17 hari tanpa minum.

Walaupun pelan, jika dipacu unta dapat menempuh jarak sampai 300 km dalam sehari.

Baca Juga: Kisah Sandal Nabi Muhammad SAW Dalam Peristiwa Isra Miraj

Unta mau melahap ranting dan rumput pahit yang dijauhi kambing. Unta juga mau minum air berlumpur dan mengubahnya menjadi susu bermutu tinggi yang dapat digunakan sebagai obat tetes mata.

Dagingnya dimakan, bulunya dibuat tali, kulitnya dapat menjadi aneka alat, mulai dari sandal sampai atap dan perisai perang. Air seninya menjadi sampo pencuci rambut.

Kukunya dibakar dan diulek menjadi tepung untuk obat luka atau adonan kue. Kotorannya dapat dipakai sebagai bahan bakar. Unta adalah karunia Allah untuk penduduk gurun pasir.

Baca Juga: Nikmati Sensasi Pindang Gombyang, Kepala Pusing Jadi Fresh

Letak Mekah

Di Kota Mekah inilah terletak Ka'bah, Baitullah. Ke arah Ka’bahlah seluruh Muslim di dunia menghadapkan diri jika sedang shalat. Di Kota Mekah inilah Nabi Muhammad SAW dilahirkan.

Kota Mekah adalah sebuah lembah yang tidak begitu luas, di tengah lautan pasir. Bukit-bukit mengurung lembah ini rapat-rapat.

Begitu rapatnya sehingga cuma ada tiga jalan untuk keluar dan masuk Mekah.

Jalan pertama menuju ke Yaman, jalan ke dua menuju ke Laut Merah, dan jalan ketiga adalah jalan menuju Palestina.

Baca Juga: Hadis Bencana Agama, Peringatan Buat Ahli Fikih, Pemimpin dan Mujtahid

Ribuan tahun yang lalu, Lembah Mekah hanyalah sebuah tempat persinggahan rombongan kafilah.

Baik yang datang dari Yaman menuju Palestina maupun sebaliknya, yang datang dari Palestina menuju Yaman. Nabi Ismail lah yang pertama kali membuat Mekah menjadi sebuah kota.

Pakaian Orang Arab

Penduduk asli Jazirah Arab adalah suku Badui. Pakaian mereka longgar, hangat pada musim dingin, dan sejuk pada musim panas. Pakaian ini menjaga kulit dari sengatan matahari serta angin kering.

Baca Juga: Imam Jalaluddin As Suyuthi Lahir di Bulan Rajab, Ini Biografinya

Pada zaman para nabi, pakaian ini terdiri atas dua helai. Satu helai melilit tubuh dari bawah ketiak. Satu helai lagi adalah sebuah jubah panjang sampai kaki dan terbuat dari bulu domba atau unta.

Warnanya krem dengan lurik tegak berwarna hitam, biru, coklat atau putih.

Pakaian Wanita

Pakaian wanitanya panjang menyapu tanah dan sangat longgar. Selendang melilit pinggang, jubahnya berlurik merah, kuning, hitam atau biru.

Cadarnya berwarna hitam atau putih. Tudung kepala berwarna merah, putih, atau cokelat melindungi mata, telinga, dan hidung dari debu dan badai pasir.

Suku Badui

Suku Badui adalah penduduk asli Jazirah Arab. Mereka adalah prajurit pengelana yang tangguh. Tinggi mereka sedang, tapi kekar, cekatan, dan kuat menderita dalam alam yang keras.

Baca Juga: Mengenal Mbah Kuwu Cirebon, Lahir dengan Nama Walangsungsang Populer dengan Sebutan Cakrabuana

Jika ada anggota keluarga yang tewas, para lelaki Badui akan segera membalas pembunuhnya. Mereka berani dalam bertempur dan sabar dalam kekalahan.

Meski demikian, orang Badui terkenal ramah, senang memberi, dan sangat menghormati tamu. Mereka juga tenang, sabar, dan tidak cepat marah.

Orang Badui juga sangat mengagumi keindahan syair. Jiwa orang orang Badui mudah terpanggil pada kebenaran. Mereka adalah orang orang sederhana.

Baca Juga: Cirebon Berduka, Kiai Sepuh Benda Kerep Berpulang, Beliau Adalah Cucu Mbah Soleh

Mereka duduk di lantai dengan wadah makanan di lutut. Dengan demikian, tidak bisa dibedakan mana majikan dan mana bawahan.

Sahabat fillahku, kepada orang-orang inilah Nabi Muhammad SAW diutus. Berkat bimbingan Nabi Muhammad, orang orang Badui dari padang pasir yang sunyi ini mampu mengguncang dunia.

Merekalah yang akhirnya menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia. Merekalah yang membangun umat Islam menjadi umat yang besar dan dihormati.

Baca Juga: Perbedaan Kalender Tahun Masehi dan Hijriah, Matahari dan Bulan Jadi Patokan, Begini Cara Menghitungnya

Namun, jauh sebelum menyebar ke penjuru bumi, perjalanan umat Islam di Jazirah Arab dimulai oleh kisah Nabi Ibrahim AS.
Beliau adalah nenek moyang Nabi Muhammad SAW.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

Dihimpun dari Majelis Kopi Pahit Forsil Alma'ruf. (Bersambung).***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: Majelis Kopi Pahit Forsil Alma'ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x