Inovasi Tanpa Henti, Eiger Luncurkan Tas Gunung Elegan dari Sampah Plastik dengan Frame Bambu

- 29 Agustus 2023, 06:15 WIB
Product Research & Development PT Eigerindo Multi Produk Industri Oki Lutfi Nurdin (dua dari kiri) didampingi moderator Tamara menunjukan fitur multifungsi dari tas Ecosavior dalam acara Journalist Camp PRMN X Eiger 2023 di Sari Ater, Subang, Jawa Barat, Kamis-Jumat, 24-25 Agustus 2023.
Product Research & Development PT Eigerindo Multi Produk Industri Oki Lutfi Nurdin (dua dari kiri) didampingi moderator Tamara menunjukan fitur multifungsi dari tas Ecosavior dalam acara Journalist Camp PRMN X Eiger 2023 di Sari Ater, Subang, Jawa Barat, Kamis-Jumat, 24-25 Agustus 2023. /Kabar Cirebon/Foto Muhammad Alif Santosa/

KABARCIREBON - Tak disangka, tas gunung itu dibuat dari sampah plastik. Lalu, framenya menggunakan bambu. Kedua bahan baku itu, membuat tas carrier produk Eiger menjadi lebih kuat dan elegan.

Walau berukuran besar, tas punggung khusus pendaki gunung itu, memiliki bobot ringan dan juga multi fungsi. Ada beberapa fitur dari tas ini, yang tak dimiliki tas gunung pada umumnya. Sangat cocok digunakan untuk menjelajahi alam Indonesia.

Apalagi, ada sejumlah fitur di bagian tas ransel yang mendukung pelestarian lingkungan. Itulah sekilas tentang tas carrier Ecosavior 45 yang diluncurkan PT Eigerindo Multi Produk Industri dengan brand Eiger.

Baca Juga: Kabar Gembira, Lampu PJU Kuningan Caang Sudah Diamankan di Gudang Panawuan dan Lebakwangi

Berkat tas gunung dengan bahan baku sampah plastik, Eiger meraih banyak penghargaan. Salah satunya, Winner Golden Bauhinia Cup of China ASEAN Industrial Design Competition – 2020 dan 2022. Lantas siapakah sosok di balik perancang tas berbahan baku limbah plastik dan frame bambu itu?

Dia adalah Oki Lutfi Nurdin seorang desain produk yang kini menjadi Product Research & Development di PT Eigerindo Multi Produk Industri sejak tahun 2002. Rupanya, saat melakukan riset, Oki Lutfi terjun langsung dalam dunia adventure.

Tujuannya tak lain, unjuk menjiwai dunia alam liar, sehingga desain produk yang ia rancang, sesuai dengan yang dibutuhkan para petualang. Karenanya, Oki Lutfi paham betul perlengkapan apa saja yang dibutuhkan dan memberikan kenyamanan bagi para pendaki gunung.

Baca Juga: Milad ke-15 STIKes Funtastic Competition, Mahasiswa Disirami Petuah Tokoh Kuningan dan Muhammadiyah

"Inovasi harus didukung dengan pengetahuan lapangan. Karena itulah, terjun ke dunia adventure harus dilakukan. Tujuannya, untuk mendapatkan ide-ide dalam merancang sebuah produk yang dibutuhkan para pendaki gunung," tutur Oki Lutfi saat menjadi narasumber dalam Journalist Camp PRMN X Eiger 2023 di Sari Ater, Subang, Jawa Barat, Kamis-Jumat, 24-25 Agustus 2023.

Sampah Jadi Rupiah

Oki Lutfi Nurdin (tengah) bersama dua moderator Kuns Kurniawan (kanan) dan Tamara (kiri) dalam acara Journalist Camp PRMN X Eiger 2023 di Sari Ater, Subang, Jawa Barat, Kamis-Jumat, 24-25 Agustus 2023.
Oki Lutfi Nurdin (tengah) bersama dua moderator Kuns Kurniawan (kanan) dan Tamara (kiri) dalam acara Journalist Camp PRMN X Eiger 2023 di Sari Ater, Subang, Jawa Barat, Kamis-Jumat, 24-25 Agustus 2023.

Acara dipandu dua orang moderator yakni Kuns Kurniawan dan Tamara. Dijelaskan Oki Lutfi, Eiger terus berinovasi tanpa henti melahirkan produk-produk yang sustainable. Salah satunya, meluncurkan produk tas gunung dengan bahan baku limbah plastik yang didaur ulang. Tas Ecosavior itu, sebagai komitmen Eiger dalam menjaga kelestarian lingkungan. 

Baca Juga: Ada Sumur Bertuah di Area Masjid Kramat Al-Khotib Cirebon Ini, Diyakini Warga Setempat Mengandung Air Zam-Zam

Namun, untuk membuat tas gunung dengan bahan baku sampah plastik, tidak sesederhana yang ia bayangkan. Sebab, pengelolaan sampah plastik di Indonesia masih belum baik. Sehingga, terpaksa harus mendatangkan sampah botol plastik dari luar negeri.

"Tas ransel Ecosavior ini bahannya dari polyester. Dari recycle botol-botol plastik yang diolah kembali menjadi kain, dan dipintal lagi menjadi benang. Namun, agak susah mengumpulkan limbah botol-botol plastik, akhirnya terpaksa impor dari luar," ujar pria kelahiran Bandung, 11 Oktober 1977.

Jika saja pengolahan sampah di Indonesia dilakukan secara optimal dari hulu hingga ke hilir, maka sesungguhnya sampah-sampah itu bernilai rupiah. Sebab, isu lingkungan yang sudah mendunia, menuntut perusahan-perusahaan di dunia untuk berinovasi membuat produk tanpa merusak lingkungan.

Baca Juga: Sekda Kuningan Dian Rachmat Yanuar : Tim Pansel Profesional dalam Seleksi Direktur PAM Tirta Kamuning

Hidupkan UMKM

Bukan hanya itu saja, namun juga bisa memanfaatkan bahan baku dari daur ulang limbah menjadi sebuah produk bermanfaat yang laku di pasaran. Keunikan lainnya dari tas ransel Ecosavior adalah menggunakan frame dari bambu.

"Biasanya logam, tapi kini dengan frame bambu. Fungsi frame untuk menyebarkan beban biar merata ke seluruh bagian ransel ini. Bayangkan tas tanpa frame, bebannya ke bawah semua. Bambu yang kami gunakan ini sudah lolos tes dari segi kekuatan dan lainnya, sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunanya," ujar Oki Lutfi.

Bambu yang digunakan tas ransel Ecosavior berasal dari produsen bambu lokal. Inovasi itu sekaligus mendukung pemberdayaan UMKM di Indonesia. "Jadi, dengan sedikit sentuhan teknologi untuk desain ini, maka nilai ekonomi bambu jadi naik," ujarnya.

Baca Juga: Datang Ke Cirebon, 75 Turis Disambut Tarian Tradisional Khas Cirebon

Keunikan lainnya, tas ransel Ecosavior memiliki fitur tempat sampah di bagian bawah. "Di tas ini dilengkapi wadah untuk nampung sampah. Kenapa, karena kebiasaan pendaki, buang sampah sembarangan. Dengan disediakan kantong sampah pada tas ini, mereka tidak buang sampah sembarangan yang bisa mengotori alam," ujarnya.

Terinspirasi Masyarakat Dayak

Kemudian, tas gunung inovasi lainnya dari Eiger adalah Keba. Keunikan tas Keba adalah dapat membawa beban dengan bobot seberat manusia. Bahkan, tas ransel Keba ini bisa digunakan untuk menggendong sesama petualang yang cidera tak bisa melanjutkan perjalanan atau kecelakaan di medan pendakian.

Uji Coba Tas Keba produk Eiger.  Pembawa acara Journalist Camp PRMN X Eiger 2023 di Sari Ater, Subang, Jawa Barat, Tamara (kiri) digendong dengan tas gunung Keba.
Uji Coba Tas Keba produk Eiger. Pembawa acara Journalist Camp PRMN X Eiger 2023 di Sari Ater, Subang, Jawa Barat, Tamara (kiri) digendong dengan tas gunung Keba.

"Tas keba itu idenya didapat saat ekspedisi Black Borneo, Kalimantan. Di sana, kami menemukan alat angkut masyarakat dayak dari rotan. Itu sangat fungsional, bisa angkut apa saja. Dari angkut genset, hingga bawa hasil berburu seperti babi. Kami riset dan coba terapkan dengan desain yang lebih modern yang bisa diterima dengan market masa kini," ujarnya.

Baca Juga: Dishub Kabupaten Cirebon Bakal Edukasi Siswa SD Terkait Penggunaan Sepeda Listrik

Masih banyak produk Eiger yang ramah lingkungan, dibuat mengikuti perkembangan zaman dan mendukung program keberlanjutkan ekosistem alam atau sustainable. Eiger akan terus melakukan inovasi sesuai dengan kebutuhan manusia sesuai dengan perkembangan dari masa ke masa.

"Pesan saya, jangan lupa untuk terus berinovasi, sehingga kita tetap relevan menghadapi zaman yang cepat berubah ini," tambah Oki Lutfi.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x