Tumiran justru mengingatkan target dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) pada tahun 2025 adalah 23 persen, dan pada tahun 2050 yakni 31 persen
Pernyataan Tumiran juga didukung data Handbook of Eenergy & Economis Statistic of Indonesia 2021 yang dirilis Kementerian ESDM, realisasi andil EBT pada 2021 sebesar 12,2 persen.
Sekalipun mengalami pertumbuhan, akan tetapi masih jauh dari target
Secara historis, program biodiesel menjadi motor penggerak utama peningkatan andil energi terbarukan, terutama sejak diperkenalkannya subsidi biodiesel dari BPDPKS pada tahun 2016.
Pangsa biodiesel meningkat pesat dari 0,7% pada 2015 menjadi 3% pada 2019.
Namun, produksi biofuel stagnan pada B30 sejak 2019, terhambat oleh pandemi pada tahun 2020 dan kenaikan harga minyak sawit pada tahun 2021-2022, menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat menjadi 4,4% pada tahun 2021.
Dalam sektor pembangkit listrik, tidak terlihat peningkatan signifikan dalam andil energi terbarukan yang diharapkan, karena penambahan kapasitas baru terbarukan pada tahun 2022 terbatas.
Beberapa pembangkit listrik terbarukan berkapasitas besar mulai beroperasi pada tahun 2022, termasuk pembangkit listrik tenaga panas bumi Rantau Dedap sebesar 90 MW di Sumatera, PLTA Malea 90 MW, dan PLTA Poso 515 MW puncak di Sulawesi.