Lebih lanjut, Tumiran menekankan bahwa pertumbuhan EBT harus sejalan dengan penciptaan ekonomi industri yang bersumber dari potensi lokal dan didasarkan pada kemampuan sumber daya manusia (SDM).
"Sampai sekarang basisnya masih impor, itu yang saya sedih. Perlu kita dalami dari para capres bukan hanya bicara tentang target, tapi strategi mencapai target itu menjadi lebih penting," tambahnya.
Baca Juga: Wabup Majalengka Lepas Kontingen Porpemda XV Tingkat Jabar yang Digelar di Kuningan
Sebelumnya, Indonesia pada tahun 2030 menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan dukungan internasional.
Namun pernyataan Tumiran dan data yang ada menyatakan bahwa PR bagi Ganjar Pranowo adalah strategi yang tepat dan efisien dalam mengejar 18 persen taget energi baru terbarukan yang diimpikan Indonesia.***