Network
KABARCIREBON - Pendekatan yang dilakukan oleh pengurus DPC PKB Kabupaten Cirebon kepada H Satori telah menimbulkan sorotan tajam dari kader internal partai.
Langkah tersebut dianggap sebagai manuver politik yang kurang elegan, mengingat PKB masih menjadi salah satu kekuatan politik utama di Kabupaten Cirebon, meskipun mengalami penurunan satu kursi dalam Pemilu terakhir.
Menurut H Sugiarto, mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, kehadiran pengurus DPC PKB di kediaman tokoh NasDem dipandang sebagai blunder politik, terutama karena komunikasinya tidak terkait langsung dengan Pilkada.
Baca Juga: Harga Beras Turun Jadi Rp 13.000 Perkilogram
"Ini membuat publik berspekulasi tentang kemungkinan pencalonan dan arah koalisi partai," ungkap pria yang akrab disapa H Ato ini, Senin (29/4/2024).
Ia menekankan bahwa PKB, sebagai partai besar, seharusnya bermain dengan lebih elegan. Pendekatan personal seperti itu sebelum proses penjajakan resmi untuk Pilkada dianggap tidak pantas. Dia juga menyoroti bahwa saat ini proses pendaftaran calon kepala daerah belum dibuka, sehingga langkah tersebut dianggap terlalu prematur.
Lebih lanjut, H Ato pun menekankan bahwa jika pendekatan tersebut bertujuan untuk penjajakan koalisi, seharusnya dilakukan melalui mekanisme yang tepat, seperti melalui kantor DPD NasDem atau melalui perwakilan resmi dari partai tersebut.
Baca Juga: Pemadatan Lahan Bagian dari Pembangunan, DPRD Minta Investor Wisata Kebun Binatang Taati Aturan
Di sisi lain, internal PKB sendiri sudah memiliki beberapa figur yang potensial untuk mendaftar sebagai calon kepala daerah. Dengan pembukaan resmi pendaftaran nanti, diharapkan beragam figur tersebut akan muncul, baik dari internal maupun eksternal partai.
Terkait dengan Luthfi, posisi Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, dipertanyakan kesempatannya untuk direkomendasikan kembali sebagai kandidat Cabup atau Cawabup. Sugiarto menilai bahwa posisinya saat ini sulit untuk diorbitkan kembali sebagai kandidat.
