Membedah Penyebab Terpilihnya MN KAHMI yang Didominasi Politisi

- 30 November 2022, 08:46 WIB

Sehingga jika ditarik benang merahnya, kemenangan mereka itu tercipta bukan dari hasil hadiah atau serba kebetulan, namun sudah terorganisir sejak awal hingga akhir. Peribahasa menyebut, hasil tidak akan mengkhianati usaha.

Kedua, tim sukses (timses) yang mengakar. Kekuatan finansial yang melimpah tak menjamin seseorang terpilih dengan meraup suara terbanyak, tanpa dibentuk timses yang terstruktur dan solid. Timses sendiri banyak melibatkan jajaran pengurus MW dan MD yang langsung bersentuhan langsung dengan pemilik suara di berbagai daerah di tanah air.

Bahkan keterlibatan para senior HMI dari setiap generasi pun ikut mewarnai kancah perpolitikan di Munas KAHMI. Mereka bergerak di luar timses yang dibentuk. Kondisi itu juga dapat mempengaruhi dalam menjatuhkan pilihan calon. Gerakan senyap para pemain lama ini mampu mengkondisikan kurang lebih 525 suara. Tersebar di 38 provinsi pengurus MW KAHMI, serta ratusan MD kota dan kabupaten di Indonesia. Baik dilakukan secara tertutup maupun secara terbuka. Mereka berasal dari alumni HMI yang memiliki kesemaan warna partai, satu angkatan, teman seperjuangan atau koneksi lainnya.

Ketiga, jualan tagline kampanye. Dalam perhelatan ini disamping kekuatan finansial dan timses tak lupa jualan isu kampanye. Alasan ini penting di suarakan untuk mempengaruhui pola pikir para pemilik suara yang notabene insan intelektual. Namun semua itu akan runtuh jika ada kesamaan kepentingan pasca Munas. Apalagi yang berkaitan dengan kepentingan simbosis mutualisme di masa depan.Sehingga pemaparan visi-misi yang panjang lebar itu tidak menjadi hal yang penting, jika aspek ini diabaikan. Kalimatnya sedikit, namun mampu mengingat memori pemilik suara. Misalnya tagline, 'Pengamanan Penyelenggara Pemilu 2024'. Atau isu demografis, misalnya kandidat perwakilan asal Jawa Barat, Kalimantan, Jawa Tengah, tuan rumah, dan lain-lain. Ini menjadi bahan pertimbangan para pemilik suara menjatuhkan pilihannya di bilik suara.

Keempat, sistem paket. Dalam sistem presidium ini para calon tidak bisa bermain sendiri, namun berkolaborasi dengan kandidat lainnya. Karena pemilihan ini bukan ditujukan untuk individu, namun harus dipilih secara bersamaan sembilan orang. Pemilihan paket menjadi sangat penting, untuk saling mengisi peta kekuatan dan menutupi kelemahan calon. Apalagi dengan jangkauan wilayah MW dan MD KAHMI di setiap provinsi. Tentunya ini membutuhkan waktu lama untuk merebut dukungan. Sehingga strategi kolaborasi sangat penting. Karena setiap calon itu tidak semua kuat. Jika harus berhadapan dengan calon lainnya, yang berasal dari luar provinsi.Pola ini diterapkan betul oleh sembilan MN KAHMI terpilih, sehingga mereka unggul dalam perolehan suara Munas di Palu kemarin. Seperti paket pilihan A, pilihan B, pilihan C, dan seterusnya.

Halaman:

Editor: Fani Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x