Zonasi PPDB Tak Efektif, SMPN 13 Kota Cirebon Kurang Siswa

1 Februari 2023, 19:06 WIB
Enny Diah Sajektie /Foto/Jaka/KC/

KABARCIREBON - Kepala SMP Negeri 13 Kota Cirebon, Enny Diah Sajektie menganggap sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tidak efektif.

Pasalnya, sekolah di wilayah pinggiran kota tetap saja kekurangan siswa, terutama pada sekolah yang dipimpinnya tersebut.

Sejumlah SMP Negeri di pinggiran kota seperti SMPN 3 yang menargetkan sembilan rombel, pada PPDB online tahun lalu hanya tertampung tujuh kelas.

Baca Juga: Pulang Nonton Futsal Bawa Kayu dan Balok, 83 Pelajar SMP Diamankan

Sedangkan SMPN 13 sendiri yang memiliki daya tampung 10 kelas, hanya tertampung enam rombel.

Belum lagi, sekolah yang berada dipinggiran kota yang lainnya."Apa arti zonasi PPDB di Kota Cirebon jika nyatanya sekolah pinggiran kurang siswa," kata Enny, Rabu (1/2/2023).

Sehingga, Enny menjelaskan, jumlah siswa baru dari wilayah Kabupaten lebih banyak dibanding dari Kota Cirebon.

Baca Juga: Kota Cirebon, Kota Penyumbang Inflasi Tertinggi di Provinsi Jabar, 6 Kelompok Sebagai Penyumbang Utama Inflasi

Karena, jika hanya menampung atau mengandalkan dari kota, sekolah tidak akan memiliki siswa.
Oleh karenanya, zonasi dirasa tidak ada artinya.

"Sudah dua tahun berturut-turut enam kelas. Sekolah favorit harus dibatasi, paling tidak 10 kelas saja mereka. Kita korban zonasi PPDB," jelasnya.

Menurutnya, berbagai usaha telah dilakukan agar jumlah siswa meningkat. Terlebih, program santunan anak yatim dan yatim piatu selalu dijalankan dua kali dalam satu tahun.

Baca Juga: Pembentukan Pansus Berbarengan dengan Pemeriksaan BPK, Pejabat: Bahaya Bisa Ketahuan Ada Masalah

Selain menyantuni siswa SMPN 13, sekolah juga menyantuni anak yatim dan yatim piatu dari luar, terutama siswa SD.

Guru-guru memiliki jiwa sosial yang tinggi, mereka menyisihkan gaji untuk anak yatim.

"Pada intinya itu bukan program mencari siswa, karena program ini selama saya menjabat disini hingga kedepan akan terus dilakukan. Biar kami tidak berprestasi di dunia, tapi Allah tau," ujar Enny.

Baca Juga: Univ Day SMAN 3 Kuningan Hadirkan 32 Perguruan Tinggi

Terkait letak sekolah, Enny mengakui, tidak begitu mempengaruhi.

Karena, pihak dinas terkait dahulu sudah menghitung jumlah lulusan SD di setiap kecamatan, semuanya telah diperhitungkan.

Bahkan, sebelumnya SMPN 13 juga pernah menolak siswa dikarenakan jumlahnya melebihi dari daya tampung.

Baca Juga: Dinilai Terbaik dalam Pengelolaan DBHCHT, Kuningan Raih Penghargaan Bea Cukai Award 2022

"Kalau jumlah siswanya sedikit, salah satu dampaknya kasihan kepada guru yang harus memenuhi jumlah jam mengajarnya. Yang sertifikasi harus mengajar ke sekolah-sekolah lain untuk memenuhi syarat jam mengajar," pungkasnya.(Jaka/KC).***

Editor: Epih Pahlapi

Tags

Terkini

Terpopuler