KABARCIREBON - Puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Kertawinangun Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon atau muludan Tuk, memiliki daya tarik tersendiri.
Selain degelae 4 hari 4 malam ditempat yang sama, ada satu tradisi turun temurun yang terbilang unik.
Menjelang arak-arakan di puncak perayaan di malam hari, pada siang harinya digelar panjang jimat.
Ritual dimaksud yakni dilakukannya pengangkatan sebuah pusaka yang dianggap keramat tidak hanya warga setempat bernama buyut kayu perbatang, Pangeran Mancur Jaya.
Prosesi tersebut dimuai dengan pembacaan shalawat dan dikumandangkan adzan, tujuh orang kemudian turun ke dasar balong untuk mengangkat kayu pusaka tersebut.
Setelahnya, kayu berukuran panjang kurang lebih dua meter itu diserah terimakan untuk kemudian di mandikan dengan air yang telah disiapkan.
Baca Juga: Menyedihkan, dari 42 Cabor di Kabupaten Cirebon, Cuma 10 Persen yang Punya Tempat Berlatih
Setelah di mandikan, kayu tersebut di kafani dan di semayamkan layaknya jenazah manusia.
Juru kunci Situs Balong, Raden Suparja menjelaskan, ritual tersebut rutin diadakan setiap tahun sebelum puncak Muludan berlangsung nanti malam.
"Pengangkatan kayu keramat Pangeran Mancur Jaya dilakukan rutin setiap tahun secara turun temurun. Juga asal usulnya wilayah sekitar ini dan berkaitan dengan buyutnya" katanya saat ditemui usai acara.
Saat ritual berlangsung itu, warga rela berdesakan untuk menyaksikan proses demi proses secara dekat. Bahkan tak sedikit yang mencuci muka hingga meminta air untuk dibawa pulang.
Banyak diantaranya meyakini bahwa air yang digunakan ritual memiliki keberkahan dan menyembuhkan penyakit.(Andhika/Job/KC).***