Warsadi Nelayan Arad, "Saya Ini Buta Huruf," Tolong Jangan Persulit Peroleh Solar Subsidi

19 Oktober 2023, 09:14 WIB
Warsadi nelayan arad asal Karangsong,  Kecamatan/Kabupaten Indramayu /Foto/Udi/KC/

KABARCIREBON - Warsadi (49 tahun), satu dari ribuan nelayan arad dari Karangsong, Kecamatan/ Kabupaten Indramayu mengaku kesal.

Kekesalannya itu menyusul peraturan dari BPH Migas dan Pertamina bagi nelayan untuk memperoleh solar menggunakan sistem aplikasi Email.

Akibatnya, ribuan nelayan Karangsong itu pada Rabu, 18 Oktober 2023 kemarin tak mendapatkan solar untuk mencari nafkah ke laut.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Gado Gado yang Mantul di Kota Kediri, Bisa Dicoba Gado Gado Bu Sri dan Gado Gado Endul

"Saya ini buta huruf, nelayan cilik, tolong jangan dipaksakan untuk membeli solar menggunakan aplikasi Email seperti itu, " kata Warsadi, Rabu (18/10/2023) kemarin.

Diucapkan juga, karena tidak mendapatkan solar dan batal melaut meski menunggu dan antri sejak subuh. Hari itu, keluarganya tidak makan.

Padahal pekerjaannya menjadi andalan keluarga untuk mencukupi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Baca Juga: Rawan Terjadi Konflik Jelang Pemilu, Bupati Imron Mengajak Warganya untuk Melapor Jika Ada Penyimpangan

"Yah, dapur keluarga saya tidak ngebul. Saya ini nelayan harian, berangkat subuh pulang sore hanya untuk cukup mencukupi keluarga dalam satu hari itu saja, " terang dia.

Warsadi pun meminta kepada pemerintah untuk mencabut penerapan tersebut dan kembali menggunakan kartu PAS serta KTP.

"Semua orang disini tahu saya. Kalau saya ini nelayan masa untuk membeli solar saja kudu pakai aplikasi Email dan lain-lain. Padahal acara itu belum pernah disosialisasikan ke kita," tegasnya.  

Baca Juga: Berita Duka di Palestina Masih Berlanjut, Ini yang Terbarunya!

Seperti diketahui, puluhan nelayan Arad Karangsong, Kabupaten Indramayu mengamuk di  stasiun pengisian Bahan bakar Nelayan (SPBN) Mina Sumitra Karangsong,Kecamatan Indramayu pada Rabu (18/10/2023) sekira pukul 09.00 WIB kemarin.

Mereka melakukan aksi banting-banting direken yang dibawanya, semula benda itu untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

Aksinya ini sebagai protes adanya cara baru yang diterapkan BPH Migas dan Pertamina dengan menggunakan sistem aplikasi terbaru.

Baca Juga: Imron Tegaskan All Out Menangkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Kabupaten Cirebon

Para nelayan mengaku buta huruf, sehingga tidak mampu untuk membuat sistem  Email untuk mendapatkan solar subsidi.

Sementara itu, Manager SPBN Mina Sumitra Karangsong Tasuka, membenarkan  tidak adanya sosialisasi dari pihak terkait terkait penggunaan aplikasi tersebut.

Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena kebijakannya satu arah. Bahkan solusinya juga tidak ada, karena  pihaknya hanya sebagai lembaga penyalur.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Gado Gado yang Murmer di Lumajang, Coba Cicipi Gado Gado Kuburan dan Gado Gado Stasiun

"Yang saya tau, aturan ini belum disosialisasikan kepada mereka (nelayan). Tadi saya tanyakan ke Dinas dan jawabnya tidak tau, " terang Tasuka. ***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler