Kasihan Nelayan Karangsong Indramayu Ini Tak Dapatkan Solar Subsidi, Karena Harus Gunakan Aplikasi

- 18 Oktober 2023, 12:58 WIB
Seorang nelayan Arad asal Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu kesal membanting dirigen yang dibawanya menyusul aturan baru yang diterapkan pemerintah. Rabu (18/10/2023).
Seorang nelayan Arad asal Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu kesal membanting dirigen yang dibawanya menyusul aturan baru yang diterapkan pemerintah. Rabu (18/10/2023). /Foto/Udi/KC/

KABARCIREBON - Puluhan nelayan Arad asal Desa Karangsong, Kecamatan Kabupaten Indramayu menolak menggunakan aplikasi yang diterapkan BPH Migas dan Pertamina

Cara baru ini dianggap menyulitkan dalam mendapatkan solar bersubsidi. Pasalnya, aplikasi tersebut harus menggunakan Email dan lain-lain.

Mereka yang semula antre di SPBN Mina Sumitra sejak subuh akhirnya kesal dan mengamuk membantingkan direken yang dibawa untuk mengisi solar di SPBN setempat. Mereka mengaku terkendala dengan peraturan tersebut.

Baca Juga: Ada Apa Puluhan Nelayan Asal Indramayu Ini Mengamuk?

"Kami ini nelayan kecil jangan dibebani dengan aturan yang ruwet. Kami ini nelayan harian, pagi berangkat sore pulang demi keluarga," ujar Warsidi salah satu nelayan arad setempat.

Warsidi bersama puluhan nelayan lainnya meminta agar penerapan itu dihapus saja dan kembali menggunakan kebijakan yang lama.

"Ya itu tujuannya untuk memudahkan kami nelayan cilik. Kebutuhan solar kami tidak banyak kok hanya satu hari lima liter, " jelas dia.

Baca Juga: Pimda Nyawah Jilid 2, Kapolsek Cigugur Kuningan dan Kanit PPA Menyapa Ribuan Siswa

Seperti diketahui puluhan nelayan Arad Karangsong, Kabupaten Indramayu mengamuk di stasiun pengisian Bahan bakar Nelayan (SPBN) Mina Sumitra Karangsong, Kecamatan Indramayu, Rabu (18/10/2023) sekira pukul 09.00 WIB.

Mereka membanting-bantingkan direken yang dibawanya yang semula untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di tempat tersebut.

Aksinya ini sebagai protes adanya cara baru yang diterapkan BPH Migas dan Pertamina dengan menggunakan sistem aplikasi tersebut.

Baca Juga: Pemuda Cirebon Dukung Erick Thohir Maju di Pilpres 2024

Para nelayan mengaku buta huruf, sehingga tidak mampu untuk membuat sistem Email untuk mendapatkan solar subsidi.

Puluhan nelayan yang sudah antre sejak subuh akhirnya tidak mendapatkan solar yang diperlukannya untuk mencari nafkah ke laut. Dikarenakan adanya kebijaksanaan tersebut.

Tasuka Manager SPBN Mina Sumitra Karangsong membenarkan tidak adanya sosialisasi dari pihak terkait terkait penggunaan aplikasi tersebut.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Terkenal di Sukorejo Blitar, Silakan Coba Bakso Amna dan Bakso Kataji

Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x