Gawat Nih, Sejumlah Petani di Kabupaten Majalengka Ini Alami Kesulitan Mendapatkan Pupuk Bersubsidi Pemerintah

17 Desember 2023, 20:24 WIB
Seorang penyalur pupuk di Kelurahan Cicenang, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka tengah melayani pembeli pupuk ures di kiosnya, Minggu (17/12/2023) /Foto/Tati/KC/

KABARCIEBON - Sejumlah petani di Kelurahan Sinangkasih dan Cicurug serta sebagian Kelurahan Kulur, Kecamatan Majalengka kembali mengalami kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, sedangkan mereka pada saat ini sudah memasuki masa pemupukan tahap pertama.

Lantaran di kios penyalur tempat mereka mengambil pupuk tidak tersedia dengan alasan kuota pupuk telah habis, petani dengan terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya jauh lebih mahal hingga menembus harga Rp700 ribu per kg.

"Harga mahal dibeli dari pada padi tidak dipupuk, nantinya malah padi akan tumbuh jelek," ujar salah seorang petani, Dimong pada Minggu, 17 Desember 2023.

Baca Juga: Ngeri, Hendak Tawuran Bawa Empat Celurit dan Gergaji Es, 8 Pelajar Asal Indramayu Ini Diamankan Polisi

Dimong mengatakan, tanaman padinya saat ini sudah menginjak usia ke 10 harinya, dan sudah waktunya untuk dilakukan pemupukan.

Karena itu, jika terlambat dilakukan pemupukan maka kondisi pertumbuhan tanaman padinya dipastikan kurang baik.

Hal yang sama disampaikan Sukarna petani lainnya, namun kuota yang dimilikinya telah habis.

Baca Juga: Ini Penampakkan All New Honda Accord RS e:HEV, Sedan Premium Legendaris yang Harganya Mendekati Rp1 Miliar

Diapun terpaksa membeli pupuk urea non subsidi dan tambahan ponska.

Penyalur pupuk di Cicurug, Abidin mengatakan habisnya pupuk di kiosnya sudah berlangsung beberapa pekan lalu, karena kuota pupuk Tahun 2023 telah habis, sedangkan kuota tahun 2024 baru akan datang pada bulan Januari 2024 mendatang.

Pupuk urea bersubsidi di kiosnya benar – benar kosong sehingga tidak bisa melayani para petani yang membutuhkan pupuk bersubsidi.

Baca Juga: Nama Sekda Kuningan Paling Sering Dicatut Untuk Penipuan, Kali Ini Modusnya Lebih Unik

Dia kini hanya bisa melayani pembelian pupuk non subsidi.

“Kuotanya habis, saya sudah lapor minta dikirim tapi katanya kuota untuk tahun sekarang sudah tidak ada, paling ada nanti Januari. Ya kasihan petani tidka bisa membeli pupuk subdisi, sebagian terpaksan beli pupuk non subsidi harganya Rp 700.000, katanya dari pada padi tidak di pupuk,” ungkap Abidin.

Dia menyebutkan, habisnya pupuk karena kuota pupuk Tahun 2023 berkurang banyak dibading kuota Tahun 2022 yang jumlahnya mencapai 250 tonan, kuota Tahun 2023 hanya mencapai 170 ton.

Baca Juga: 850 Pelajar Diuji Kedisiplinan pada Lomba LBBI DP Korpri Kuningan

Menurut Abidin, ketika melapor pupuk bisa dikirim namun pihaknya harus melengkapi administrasi dan pelaporannya cukup merepotkan.

Akibatnya dari pada harus ribet akhirnya menunggu kuota pupuk tahun depan yang datangnya di bulan Januari.

“Ya kan kita itu setiap saat harus membuat laporan pembukuan. Untuk sekarang kalau ingin mendapatan lebih awal, laporan pembukuannya lebih susah,” katanya.

Baca Juga: Membentuk Calon Generasi Sukses, DPK Korpri Kuningan Gelar LBBI dengan Total Hadiah Mencapai Rp42 Juta Lebih

Kondisi berbeda di penyelur pupuk di pasar lawas milik Een dan Cicenang Kelurahan Cigasong milik Neneng. Kondisi pupuk di kedua kios ini masih mencukupi karena kuota pupuk Tahun 2023 masih tersedia cukup banyak.

Een mengaku baru mendapat kiriman hampir dua tonan sehingga petani yang mengambil pupuk masih bisa dilayani.

“Kemarin baru dikirim, Alhamdulillah masih tiasa ngalayanan,” katanya.

Baca Juga: Hore, Besok KONI Kota Cirebon Cairkan Dana Peralatan Cabor, Ini Jadwal dan Besarannya

Neneng di Keluragan Cicenang bahkan baru menebus kuota pupuk sebanyak 7 tonan untuk persediaan petani di musim tanam rendeng.

Sehingga pupuk urea juga ponska di kiosnya masih menumpuk, terlebih petani di wilayahnya belum mulai melakukan pemupukan karena sebagian besar baru mengolah lahan.

“Baru dapat kiriman, yang ini penebusan quota tahun 2023, kalau tidak ditebus khawatr berdampak pada kuota tahun depan nanti berkurang.” ungkap seorang pekerja.

Baca Juga: SD Negeri III Kadugede Kuningan Laksanakan Program 'Juna'

Soal berkurangnya kuota pupuk dibanding tahun 2022 katanya berlaku untuk semua penyalur karena pemerintah sedang mengurangi penggunaan pupuk kimia untuk beralih ke pupuk organis.

Penggunaan pupuk saat ini untuk ponska hanya 13 kg dan 35 kg urea untuk setiap bau (500 bata).(Tati/KC)***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler