Bencana Angin Puting Beliung Melanda Tiga Daerah di Jawa Barat, Bandung-Cirebon, Begini Berdasar Pendapat BMKG

22 Februari 2024, 20:18 WIB
Bencana alam angin kencang yang terjadi di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung apakah tornado pertama di Indonesia? /

KABARCIREBON - Hujan lebat yang disertai angin puting beliung dalam waktu yang hampir bersamaan menerjang tiga daerah di Jawa Barat (Jabar). Ketiga daerah yang dilanda angin puting beliung yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Cirebon.

Akibat bencana angin puting beliung tidak hanya berimbas terhadap banyaknya pohon tumbah, juga ratusan rumah warga dan fasilitas umum lainnya di tiga daerah Jabar ini porak poranda disapu angin puting beliung.

Di Kabupaten Sumedang angin puting beliung terjadi di Desa Cisempur, Kecamatan Jatinangor. Berdasar viode yang beredar di sejumlah media sosial (Medsos), angin puting beliung memporak porandakan atap rumah warga dan pohon tumbang, serta beberapa atap pabrik berterbangan dan merobohkan bangunan yang sudah terlihat rapuh ditejang angin puting beliung.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Kedai Soto yang Terdekat di Kota Lubuklinggau, Soto Cik Itok dan Soto Kang Wawan Memang Mantul

Begitu juga arus lalu lintas dari arah Sumedang menuju Bandung sempat berhenti, terlebih dengan kondisi jalanan yang tertimpa pepohonan yang tumbang.

Tak hanya Kabupaten Sumedang, angin puting beliung juga menerjang Rancaekek, Kabupaten Bandung. Sejumlah pepohon tumbang dan menimpa beberapa mobil dijalanan. Kejadian angin puting beliung ini terjadi pada Rabu, 21 Februari 2024.

Angin puting beliung menyebabkan beberapa Pabrik yang berada di Bandung terkena imbas dari angin puting beliung tersebut. Beberapa rumah warga juga menjadi salah satu korban dari angin puting beliung tersebut, banyak rumah warga yang rusak dan juga roboh.

Baca Juga: Demi Beras Murah, Ribuan Warga Cirebon Rela Antre

Kejadian puting beliung tersebut terekam kamera warga dan langsung beredar luas di sosial media. Terlihat angin berputar sangat kencang yang membuat jalan porak poranda terkena angin puting beliung tersebut.

Teguh Rahayu selaku Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung mengatakan, data sementara, angin puting beliung terjadi di Jatinangor yang berdampak ke pemukiman rumah warga dan juga pabrik tekstil.

"Angin puting beliung mengakibatkan atap rumah warga di Kecamatan Jatinangir berterbangan, angin puting beliung merobohkan pagar PT. Kahatex, ini berdasarkan beberapa informasi yang masuk" tambah Rahayu pada Rabu, 21 Februari 2024.

Baca Juga: Universitas Kuningan Bangun Kerja Sama dengan Universitas Nasional dan Internasional

Kejadian angin puting beliung terjadi pada pukul 16.00 WIB. Untuk saat ini anggota BPBD Jawa Barat beserta Pemkab Sumedang telah melakukan beberapa penangan di lokasi kejadian, guna memberinya penanganan dan pendataan beberapa wilayah yang terdampak dan apa saja objek yang turut menjadi korban dari angin puting beliung tersebut.

Sementara itu, hujan deras disertai angin puting beling juga telah menerjang dua rumah di Blok Pahing Desa/Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon. Meski tak ada korban jiwa, namun kerusakan parah pada atap kedua rumah tersebut.

Informasi diperoleh KC, peristiwa yang terjadi Rabu (21/2/2024) sekitar pukul 19.00 WIB bermula saat hujan deras dan angin kencang melanda desa setempat.

Baca Juga: Ingin Bahagia, Bupati Imron Ajak Warga Atur Jumlah Anak

Kemudian angin kencang menyapu atap rumah yang dihuni Ras'an dan Sama, lalu penghuni rumah berlindung di dapur. Dalam keadaan gerimis, penghuni rumah bersama warga membereskan puing bangunan dan untuk sementara, kedua warga yang rumah rusak di ruang tamu.

Kuwu Desa Pasaleman, Anwar Syarif membenarkan kejadian tersebut dan saat ini kedua warga yang rumahnya rumah masih menempatinya. "Meski tak terlalu parah, namun penghuni rumah masih shock," katanya, Kamis (22/2/2024).

Masih dikatakan Syarif, musim hujan sangat berdampak pada berbagai bencana, salah satunya rumah rusak diterjang angin kencang. Maka, perlu adanya perhatian serius dari pihak terkait untuk memperbaiki kedua rumah tersebut dan menghimbau pada seluruh warga, agar tetap waspada.

Baca Juga: Kecamatan Darma Meraih Juara Umum MTQ ke-49 Tingkat Kabupaten Kuningan

"Tentunya dengan adanya kejadian ini, kami sangat prihatin dan akan berupaya maksimal untuk memperbaikinya. Salah satunya dengan mengajukan ke dinas terkait," pungkasnya.

Badan Meterologi, Klimatologi dan Geodisika (BMKG) Stasiun Bandung Jawa Barat (Jabar) menyampaikan, fenomena angin kendang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan daerah lainnya di Jabar ini bukan termasuk katagori tornado, akan tetapi angin puting beliung.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung BMKG Teguh Rahayu mengungkapkan, fenomena angin puting beliung memiliki skala kekuatan berputar dengan kecepatan kurang dari 70 kilometer per jam.

Baca Juga: Wanita Asal Indramayu Kendalikan Peredaran OKT dari Kamar Kos, Polisi Sita 2.470 Butir Obat Tak Miliki Izin

"Untuk fenomena tornado dengan kecepatan angin lebih dari 70 kilometer per jam ini terjadi pada sore kemarin. Untuk kecepatan anginnya sendiri tercatat di automatic weather station (AWS) Jatinangor sebesar 36,8 kilometer per jam," ungkap Teguh dilansir dari Antara pada Kamis, 23 Februari 2024.

Lebih lanjut Teguh mengatakan, angin puting beliung terbentuk dari sistem awan cumulanimbus yang memiliki karakteristik akan menimbulkan terjadinya cuaca ekstem.

"Dimana, untuk fenomena tornado di perairan itu sendiri jika dilihat dari radar. Sementara puting beliung yang dapat kita pantau yakni pertumbuhan awan cumulonibusnya," paparnya.

Baca Juga: Apresiasi Nasabah Istimewa, CIMB Niaga Gelar Wealth Xpo di Makassar

Lebih lanjut dijelaskan, kejadikan angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian pada umumnya kurang dari 10 menit. Meski demikian, hal itu tidak akan terjadi terlebih pada saat ada awan comulanimbus dapat terjadi puting beliung.

"Terdapatnya awan cumulonimbus itu kan pastinya dia sebagai pemicu terjadinya hujan. Sehingga, salah satu dampak dari cuaca ekstrem itu karena puting beliung," katanya.

Lebih lanjut Teguh menjabarkan, tornado sendiri memailiki intensitas lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan kilomter per jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kimometer.

Baca Juga: Anggota DPRD: untuk Perbaikan Jalan Rusak di Kabupaten Cirebon Diperlukan Anggaran Lebih dari Rp132 Miliar

"Jika tornado itu pastinya akan memberi dampak lebih dari 10 kilometer, sementara kejadian kemarin kita rasa hanya 3 hingga 5 kilometer," jelas dia.

Karena itu, dirinya menghimbau pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk tidak menggunakan istilah yang dapat meresahkan masyarakat.

"Akan tetapi cukup dengan menggunakan istilah yang mudah dimengerti dan dipahami masyarakat," paparnya.***

Editor: Epih Pahlapi

Tags

Terkini

Terpopuler