UPDATE Banjir Terparah di Kabupaten Cirebon: Sungai Ciberes Meluap, Dua Warga Meninggal Dunia

6 Maret 2024, 22:45 WIB
ILUSTARI Bencana banjir merendam ratusan rumah di Kabupaten Cirebon /Ist/KC/

KABARCIREBON - Sungai Cisanggarung dan Sungai Ciberes di Kabupaten Cirebon mengamuk, sehingga berdampak pada terendamnya ribuan rumah di wilayah Cirebon Timur, antara lain Kecamatan Pabedilan, Waled, Pasaleman, Gebang, Pabuaran dan Kecamatan Pangenan.

Di Kecamatan Pabedilan, Sungai Cisanggarung meluap dan merendam ribuan rumah. Bahkan, akses jalan dari Losari ke Ciledug menjadi 'lautan' dengan ketinggian bervariatif.

Kendaraan yang melintas seperti sepeda motor yang menerobos banjir, terpaksa dituntun karena mogok. Selain itu, banjir di tempat tersebut menjadi arena wisata kolam renang bagi anak-anak.

Baca Juga: UPDATE Banjir Terparah di Kabupaten Cirebon: Lebih dari Sepuluh Kecamatan di Cirebon Timur Dikepung Banjir

Kecamatan Waled, banjir bandang dikarenakan meluapnya Sungai Ciberes dan merendam ribuan rumah. Selain itu, banjir juga mengakibatkan dua warga meninggal dunia.

Keduanya warga Desa Ambit dan Desa Karangsari. Kecamatan Pangenan, SMPN 2 Pangenan terendam dan jalur Pantura di kecamatan setempat mengalami hal serupa. Bahkan, diberlakukan satu jalur di lokasi tersebut.

Menurut perangkat Desa Bendungan, Iis Iskandar, banjir yang melanda beberapa desa di kecamatan ini berdampak juga pada jalur Pantura. Sehingga, hanya satu lajur yang digunakan yakni dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta.

Baca Juga: Universitas Kuningan Gandeng UPI Gelar Bootcamp Proposal Penelitian

"Untuk lajur Jakarta-Jawa Tengah ditutup, karena genangan air," katanya, Rabu (6/3/2024).

Iis menjelaskan, banjir yang terjadi dan genangan air di jalur Pantura, karena meluapnya Sungai Cimanis dan tidak sedikit kendaraan motor dituntun karena mogok, saat menerjang di jalan tersebut.

"Untuk desa kami (Bendungan), sekitar 800 unit rumah yang terendam. Informasinya tidak desa ini saja yang kebanjiran akan tetapi, Desa Rawaurip, Pangenan, Japuralor, Astanamukti dan Pengarengan turut kebanjiran," jelasnya.

Baca Juga: Jelang Ramadan & Idul Fitri, Market Otomotif Mulai Terasa: Rejeki Toyota Konsen Hadirkan Program Menarik

Masih dikatakan Iis, ketinggian air saat banjir bervariatif dan untuk di jalur Pantura tingginya air kisaran 80 centimeter atau sebetis orang dewasa.

"Banjir kali ini tergolong paling parah, sehingga perlu adanya perhatian serius dari pihak terkait untuk mencegah banjir," ujarnya.

Sekretaris Camat Waled, Empep mengungkapkan, sebagai wilayah yang diapit dua sungai yakni Sungai Cisanggarung dan Ciberes, maka hampir seluruh rumah desa di kecamatan ini terendam.
Dampak banjir tak hanya merendam rumah, namun dua orang diduga meninggal saat banjir.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Apotek yang Terdekat di Kabupaten Sidoarjo, Ada Pilihan Apotek Pangestu dan Apotek Kimia Farma

"Dua orang yang meninggal yakni dari Desa Ambit dan Desa Karangsari," ungkapnya.

Masih dikatakan Empep, luapan Sungai Cisanggarung dan Sungai Ciberes berdampak banjir di Desa Waledkota, Waleddesa, Ambit, Ciuyah, Cisaat, Gunungsari, Mekarsari, Cibogo, Cikulak, Cikulkkidul, Waledasem, Karangsari.

"Ketinggian air bervariatif, bahkan ada yang mencapai kisaran satu setengah meter dan air terus surut hingga pukul 12.00 WIB, ketinggian air sekitar setengah meter," ujarnya.

Baca Juga: Bupati Imron Minta Korpri Tingkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat

Sementara itu, guru SMPN 2 Pangenan, Junandi, banjir yang terjadi kerap menjadi kendala KBM di sekolah, sehingga para siswa diberi tugas untuk dikerjakan di rumah.

"Dalam satu bulan ini, sudah tiga kali kebanjiran. Bahkan, Senin (4/3/2024) dibersihkan usai banjir, hari ini Rabu (6/3/2024) mengalami hal serupa," tuturnya.

Junandi menceritakan, banjir yang terjadi dikarenakan meluapnya sungai yang ada di dekat sekolah. Disamping itu, lokasi sekolah yang hampir setara dengan tanggul sungai, sehingga banjir kerap terjadi.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Apotek yang Siap Melayani Warga Kota Bogor, Silakan Mampir ke Apotek Kencana dan Apotek Sartika

"Hanya berselang satu hari dari banjir yang lalu, kini hal serupa terjadi," ceritanya.

Junandi menambahkan, banjir yang terjadi dengan ketinggian variatif tak berdampak dengan dokumen sekolah. "Untuk dokumen sekolah masih aman, karena ketinggian kisaran sebetis orang dewasa. Bahkan untuk ruang guru, hanya sedikit air yang masuk," ujarnya.

Dirinya mengharapkan perhatian serius dari pihak terkait untuk mencegah banjir di sekolah ini, agar para siswa dan guru dapat melaksanakan KBM secara maksimal.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Kedai Soto yang Murmer di Ciputat Tangerang Selatan, Soto Kang Asep dan Soto Ferry Memang Enak

"Terganggu sih tidak untuk KBM, namun kurang maksimal saja," pungkas Junandi.

Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, data yang sudah masuk ke pihaknya yang terdampak banjir yakni dari Desa Ciuyah Kecamatan Waled ada 712 unit rumah yang terendam dan satu orang warga dinyatakan meninggal dunia.

Lalu ada 1.012 KK dan 2.339 jiwa terdampak. Sementara ada 200 warga yang diungsikan di balai desa setempat.

Baca Juga: Satu Orang Hilang Diduga Tertimbuh Longsor di Ruas Jalan Nasional Majalengka-Kuningan

Kemudian di Desa Gunungsari Kecamatan Waled ada 1.018 rumah warga yang terendam. Hal itu menyebabkan 1.263 KK dan 3.428 jiwa yang terdampak. Ratusan wargapun dievakuasi di sekitar balai desa dan beberapa tempat yang tidak ikut terendam.

Pihak BPBD sudah mengirimkan beberapa perahu karet, untuk melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir. "Ketinggian air waktu malam Rabu itu mencapai seratus empat puluh senti lebih. Sekarang di beberapa wilayah masih ada yang tergenang tapi sudah mulai surut," kata Deni.

Namun menurutnya, data tersebut hasil assesment BPBD Kabupaten Cirebon, Rabu dinihari. Pihaknya masih terus menelusuri kecamatan dan desa-desa mana saja yang terdampak. Karena saat inipun beberapa wilayah masih ada yang terendam dan banyak masyarakat yang terdampak.

Baca Juga: Bocah SD di Indramayu Ini Jadi Korban Bullying, Ditelanjangi dan Ditendang Teman Kelasnya

Deni menambahkan, banjir besar tersebut dikarenakan curah hujan dengan intensitas yang tinggi di Kecamatan Waled dan di wilayah hulu yaitu Kabupaten Kuningan. Akibatnya, menyebabkan naiknya debit air sungai Ciberes sehingga meluap ke pemukiman warga (Supra,Iwan,Ismail/KC).***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler