Harga Cengek Mahal, Petani Cabai Kadipaten Sumringah, Hanjakal Teu Melak Seueur

- 5 Januari 2023, 16:20 WIB
Petani Cabai di Kadipaten Majalengka menikmati untuk besar.*
Petani Cabai di Kadipaten Majalengka menikmati untuk besar.* /Tati Purwati Kabar Cirebon/

KABARCIREBON - Petani cabai rawit hijau dan merah di Majalengka kini tengah menikmati harga mahal sejak sebulan terakhir.

Kini, harga cabai rawit hijau dan merah di tingkat petani mencapai Rp 45.000 per kg. Sedangkan di pasar tradisional telah mencapai Rp 75.000 per kg.

Eye petani asal Blok Cikenong, Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten mengaku bersyukur hasil panenya kini bagus dengan harga cukup mahal.

Baca Juga: Lowongan Guru di Kabupaten Cirebon Terbuka Lebar, Tahun 2023 Ada 817 ASN yang Pensiun

Tanaman cabai milikinya kini sudah dua kali dipanen. Pada panen pertama harga jualnya sebesar Rp 30.000 pada sepuluh hari lalu.

Dan pada saat panen kedua, Kamis (5/1/2023) harga jual sudah naik mencapai Rp 45.000 per kg.

Saat menjual pun menurutnya, tidak perlu membawanya ke pasar atau bandar melainkan bandar yang datang langsung ke kebun. Begitu selesai panen seluruh hasilnya ditimbang dan dibayar secara kontan.

Baca Juga: Puluhan Mahasiswa Jadi Petugas PPK Kuningan

“Biasanya dijual ke pasar tapi sekarang bandar yang datang ke kebun. Pembelinya pedagang asal Talaga,” ungkap Eye.

Sayangnya menurut Eye, dirinya tidak menanam secara luas karena keterbatasan modal. Saat ini dia hanya menanam seluas 100 bata di Blok Wesel tidak jauh dari rumahnya.

Dari lahan seluas itu, diperkirakan tiga kali panen sudah kembali modal tanam yang mencapai Rp 10.000.000. Setelah itu mengambil keuntungan dari tanamannya.

Baca Juga: Dedi Wahidi Targetkan 14 Kursi DPRD Kabupaten Cirebon Untuk PKB

Cabai rawit menurutnya bisa dipanen hingga 10 kali panen dengan jarak panen sekitar 7 hari sekali atau 10 hari jika hasil ingin maksimal.

“Ari tos mendak harga sok hanjakal teu melak seueur (Kalau harga mahal menyesal tidak memanam lebih luas),” katanya.

Hal yang sama diungkapkan Wispa petani di Desa Nunuk yang juga tengah panen cabe rawit. Para petani di wilayahnya menanam cabe tumpangsari dengan tanaman bawang merah.

Baca Juga: Sejarah Awal Penggunaan Kata Imlek

Bawang merah ditanam bersamaan dengan cabe rawit, ketika bawang dipanen tinggal tersisa tanaman cabe.

Tanaman cabenya diperkirakan mulai bisa dipanen tiga hari mendatang dan berharap masih bisa menikmati harga mahal seperti halnya para petani lain di desanya. Penjualan sayuran dari wilayahnya dikirim ke Pasar Induk Maja.

“Kebanyakan di kami ini tumpangsari dengan bawang merah, hanya di kami yang ditanam cabai acung yang dikenal pedas, buahnya lumayan lebat,” ungkap Wisma.

Baca Juga: Sebanyak 12 Kadis Dievaluasi Akademisi Unpad

Dari luas 100 bata bisa dipanen hampir 1 kw tergantung kondisi buah. Biasanya panen pertama tidak masksimal baru panen kedua dan seterunya hasil lebih banyak apalagi jika tanaman terus mendapatkan pupuk dan disemprot agar tidak terkena hama galing.

Sementara itu harga cabe rawit di pasar tradisional di Majalengka mencapai Rp 75.000 per kg, kenaikan harga sudah berlangsung beberapa pekan terakhir.

Ketika harga naik langsun melesat dari Rp 40.000 ke Rp 60.000 per kg, sekarang harga sudah naik lagi kenaikannya mencapai Rp 15.000 untuk setiap kilonya.

Baca Juga: Menciptakan Inovasi Tanpa Membebankan APBD

“Harga cabe semua lagi pedas, sepedas rasanya,” ungkap Didi salah seorang pedagang cabe di pasar Cigasong.(Tati/KC)***

 

Editor: Muhammad Alif Santosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x