Memasuki Musim Panen, Harga Gabah di Wilayah Majlengka Langsung Anjlog

- 19 Februari 2023, 21:54 WIB
BEBERAPA Orang Petani d8 Kabupaten Majalenka Saat Melangsungkan Penen
BEBERAPA Orang Petani d8 Kabupaten Majalenka Saat Melangsungkan Penen /Foto/Kabar Cirebon/

KABARCIREBON - Memasuki musim panen di sejumlah wilayah di Kabupaten Majalengka, harga gabah anjlog dari Rp 700.000 per kwintal menjadi Rp 650.000-Rp 640.000 per kwintal.

 

Menurut sejumlah petani yang ditemui saat panen di Desa Pasirmuncang, Kecamatan Panyingkiran, Minggu (19/2/2023), anjlognya harga gabah sudah terjadi sejak dua hari terakhir.

Karena awalnya, meski sudah ada yang mulai panen, harga masih bertahan di angka Rp 700.000 per kwintal.

Baca Juga: BPN Mencatat 45 Persen Tanah di Kabupaten Cirebon Belum Bersertifikat

Meski harga anjlog, namun para petani akan tetap menjual hasil panen saat gabah kering. Karena khawatir harganya terus merosot, seperti yang biasa terjadi saat mulai banyak yang panen.

Mereka hanya akan menyisakan untuk cadangan makan.

“Harganya tidak menentu, kedua di tiap daerah harga berbeda-beda. Sekaran saja di Desa Sidamukti mendengar kabar harga gabah masih mencapai Rp 670.000 per kwintal. Lalu turun sedikit ke Munjul di tetangga desa harga sudah berada di kisaran Rp 650.000 per kwintal. Malah ada juga yang menyebutkan telah mencapai Rp 630.000 per kwintal,” tutur Didi petani asal Desa Sidamukti.

Baca Juga: Bacaleg Golkar Jangan Hanya Berkoar

Hal itu berbeda dengan Emen dan Iis, petani asal Blok Depok, Kelurahan Munjul, yang menyebutkan, hasil panen di orang lain sebanyak 1 kwintal tidak akan dijual, walaupun harga masih mahal.

Gabah yang diperolehnya akan digunakan untuk cadangan pangan, agar tidak terus menerus membeli beras dengan harga mahal.

“Musim paceklik terus membeli beras, sekarang punya gabah akan disimpan untuk makan),” ucapnya.

Baca Juga: Viral, Sebuah Unggahan Video Berhasil Merekam Detik-detik Toyota Innova Terbalik di Tol Bawen, Semarang

Sebab menurutnya, sekarang saja harga gabah sudah mulai turun, namun harga beras masih tetap tinggi. Untuk kualitas premium masih mencapai Rp 13.250-Rp 13.500 per kg di kios pangan di Kelurahan Munjul.

Kalaupun dijual kata Iis, harganya tidak akan semahal sebelumnya. Terlebih pada lima hari ke depan, di saat gabah miliknya kering dan panen mulai meluas. “Saat ini saja panen baru beberapa hektar, namun harga jual gabah terus menurun,” ujarnya.

Buruh tani lainnya, Udin dan Mamah serta Eem warga Kelurahan Sipeureum mengaku masih menikmati harga mahal. Sehingga saat panen dan gabahnya kering langsung dijual kepada tengkulak seharga Rp 700.000 per kwintal. Mereka mengaku hanya menyimpan satu karung gabah isi 40 kg untuk makan.

Baca Juga: Bupati Indramayu, Hj. Nina Agustina Hormati Hak Politik Lucky Hakim Mundur dari Wabup

“Mumpung mahal jadi langsung dijual, kemarin menjual 2 kwintal,”katanya.

Masih mahal

Sementara itu, harga beras di pasaran saat ini masih cukup mahal. Musim panen dan turunnya harga gabah belum berdampak pada penurunan harga beras.

Kondisi tersebut karena gabah belum tiba di penggilingan, mengingat panen masih jarang.

Baca Juga: Bupati Nina Agustina Menghormati Hak Politik Lucky Hakim Mundur dari Wabup

Harga beras di tingkat pengecer untuk kualitas medium seharga Rp 11.000-Rp 12.000 per kg, sedangkan beras premium masih seharga Rp 13.250-13.500 per kg.(Tati/KC).***

Editor: Epih Pahlapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x