"Di pabrik Cirebon bagian timur rata-rata punya Hydran. Sedangkan untuk wilayah tengah minim Hydran seperti pabrik rotan, paling juga baru 50 persen yang punya Hydran," cerita Ferry.
"Kami menyarankan kalau tidak punya Hydran, minimal menggunakan pompa, kebanyakan pabrik rotan pakai pompa air," imbuhnya.
Mantan Kadinkop UKM Kabupaten Cirebon ini mewajibkan setiap perusahaan atau pabrik-pabrik mempunyai alat pemadam kebakaran proteksi. Pasalnya, standardisasi aturannya sudah ada. "Nah kalau secara proteksi, pabrik busa tidak memenuhi standardisasi. Karena baru hanya APAR dan sedikit APAB, harusnya mempunyai alat khusus seperti Hydran," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran dahsyat melanda PT AIYI Internasional di Desa Kebonturi Kecamatan Arjawinagun Kabupaten Cirebon pada Senin (27/2/2023) malam pukul 20.00 WIB. Hingga Selasa (28/2/2023) siang kobaran api belum juga padam.
Baca Juga: Baru 2 Bulan, 29 Pengedar Narkoba Digulung Polresta Cirebon Tanpa Ampun
Kebakaran pabrik busa sendiri diketahui pertama kali oleh para pekerja yang sedang bekerja shift dua, mereka melihat langsung awal kebakaran berasal dari percikan api di area produksi pembuatan busa. Kemudian para pekerja berhamburan keluar area pabrik dan melaporkan kejadian kebakaran ke pihak keamanan pabrik yang sedang berjaga.
Kebakaran diduga akibat korsleting atau arus pendek listrik yang membuat percikan api melalap pabrik busa. Akibat kejadian tesebut, puluhan mobil Pemadam Kebakaran dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Cirebon dikerahkan untuk memadamkan kobaran api.***