Prosesi Pemakaman Ratu Dalem Kanoman Gunakan Pepakem Keraton, Dilepas Haru Keluarga dan Masyarakat

- 9 Maret 2023, 21:11 WIB
Jenazah Ratu Dalem Kanoman dilepas dari Keraton Kanoman menuju pemakaman di Astana Gunung Sembung, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
Jenazah Ratu Dalem Kanoman dilepas dari Keraton Kanoman menuju pemakaman di Astana Gunung Sembung, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. /IST/
KABARCIREBON - Istri dari Sultan Kanoman ke-XI Kanjeng Gusti Sultan Raja H Muhammad Djamaludin, Ratu Dalem Hj. Sri Mulya binti Pangeran Muhamad Aerifin, telah meninggal dunia pada Rabu (8/3/2023). 
 
Ratu Sri atau Eyang, sapaan akrabnya, wafat meninggalkan enam orang putera-puteri, Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin yang merupakan Sultan Kanoman XII sekarang, Ratu Raja Ilmiah Roestina, Ratu Raja Arimbi Nurtina, Pangeran Raja Muhammad Hamzah, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran dan Ratu Raja Ningrum.
 
"Kepergian Eyang menyisakan luka yang mendalam bagi sanak keluarga, 
kerabat, abdi dalem dan semua yang merasa kehilangan akan sosoknya yang begitu vaik dan bersahaja. Oleh sebab itu, kami mohon doa dari bapak/ibu semuanya dan mohon dimaafkan apabila semasa hidupnya beliau pernah melakukan kesalahan baik 
yang disengaja maupun yang tidak disengaja," ujar salah satu putri almarhumah sekaligus Sekretaris Kesultanan Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina.
 
 
Sebagai seorang permaisuri, Ratu 
Dalem dikuburkan di Astana Gunung Sembung, komplek makam Sunan Gunung Jati dan keluarga bangsawan Cirebon. 
 
Prosesi pemakaman  dilakukan pada Kamis (9/3/2023). Menurut Ratu Raja Arimbi, jenazah dimandikan pada sekitar pukul 07.00 WIB lalu dilanjutkan dengan mengkafani, menyolatkan, setelah itu dilanjutkan dengan tradisi 'ngolong', yakni memutari jenazah yang sudah diletakkan di atas keranda sebanyak tujuh kali dengan harapan agar keluarga yang ditinggalkan bisa tabah dan sabar menerima apa yang sudah ditakdirkan oleh-Nya.
 
"Setelah itu baru kemudian pelepasan jenazah yang didahului dengan penyampaian pesan kepada para pelayat dari perwakilan keluarga yang ditinggalkan," ungkapnya.
 
 
Prosesi berikutnya adalah menandu keranda jenazah menuju Astana Gunung 
Sembung dengan melewati rute yang sudah diatur dalam pepakem (hukum adat) keraton, yakni dengan berjalan melewati Pintu Kejaksan, kemudian pintu Solwat, pintu Syahadat di Komplek Siti Hinggil menuju gerbang Pasar Kanoman, kemudian ke arah Jalan Winaon, melewati jalan Karang Getas, Jalan Siliwangi, Krucuk (dilakukan penyerahan jenazah dari abdi dalem Keraton Kanoman ke abdi dalem kraman Gunung Sembung), Kecamatan Gunung Jati hingga ke Astana Gunung Sembung.
 
"Setelah sampai di Gunung Sembung kemudian ada penyerahan kepengurusan jenazah dari penghulu Masjid Sang Cipta Rasa ke Penghulu Masjid Dog Jumeneng Astana Gunung Sembung untuk kemudian dilakukan prosesi penguburan di tempat yang sudah dipersiapkan," ujarnya.
 
Adapun iring-iringan jenazah secara sistematis yang pertama di barisan depan adalah polisi patwal, komunitas ojol binaan Gusti Pangeran Patih Qodiran, abdi dalem, tandu rombongan kaum dan penghulu Masjid Sang Cipta Rasa, keluarga besar Keraton Kanoman, keranda jenazah kemudian diikuti oleh masyarakat umum. (Fanny)

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x