Peran dan Kiprah KH Abdul Chalim Majalengka, Pendiri NU dan Pejuang Kemerdekaan RI. Calon Pahlawan Nasional

- 17 April 2023, 23:55 WIB
Pemkab Majalengka Provinsi Jawa Barat tengah menggelar Seminar Nasional pengusulan calon Pahlawan Nasional KH Abdul Chalim seorang ulama dan pendiri NU asal Majalengka
Pemkab Majalengka Provinsi Jawa Barat tengah menggelar Seminar Nasional pengusulan calon Pahlawan Nasional KH Abdul Chalim seorang ulama dan pendiri NU asal Majalengka /Jejep/

Baca Juga: REI Komisariat Cirebon Jelang Lebaran 2023 Kembali Berpartisipasi Mendistribusikan 6,3 Ton Bantuan Beras

Beras di Jombang Selain di Jawa Barat dan Jawa Timur, KH. Abdul Chalim juga mengaji dan menimba ilmu secara langsung kepada ulama besar, seperti Syech Abu Abdul Mu'thi dan Syech Nawawi al-Bantani di tanah Hijaz (Makkah dan Madinah), selama dua tahun, yaitu tahun 1914-1916.

Ketika itulah, ia bertemu dengan KH. Abdul Wahab Chasbullah, yang kemudianmenjadi guru sekaligus partner dalam menggerakkan berbagal organisasi yang didirikan, sekembalinya ke tanah air. Yaitu, Nahdlatul Wathan (1916), Nahdlatuttujjar (1918), dan Taswirul Afkar (1919).

Diberbagai organisasi ini, KH. Abdul Chalim berperan sebagal penggeral yang menjalankan roda oraganisasi, karena kemampuannya dalar menerjemahkan pemikiran KH. Abdul Wahab Chasbullah dan KH. Hasyi Asy'ari, serta kepiawiannya dalam menata administrasi organisasi.

Rihlah ilmiah, spiritual dan kebangsaan KH. Abdul Chalim mu ke wilayah Jawa Timur ini, diawali dari Leuwimuding, Petalangan, Los Tegal, Comal, Batang, Jombang dan Surabaya. Perjalanan panjang in tempuh selama 14 harl. Hebatnya, selama 14 hari perjalanan terse KH. Abdul Chalim hanya memakan kunir.

Baca Juga: Tersamber Petir, Booster BBM Pertamina di Sumatera Selatan Meledak di Tengah Arus Mudik Lebaran 2023

Mengapa kunir? Disamp mudah didapat, kunir juga mengandung anti biotik alami y menyehatkan dan menguatkan pencernaan. Perjalanan panjang i laukan tidak lepas dari nasehat Syech Sulaiman gurunya, ketika Abdul Chalim muda nyantri di pesantrennya, yaitu pesantren Nurul di desa Pajajar, Kecamatan Rajagaluh Kab. Majalengka.

Nasehat ter berbunyi, "Dul Challm, lamun rek neangan ilmu agama, gaeura in Wetan Tapi lamun rek neang dunya ayena di indit ka Kulon.(Chalim, kalau kamu mau menuntut ilmu, kamu harus pergi ke timur. Tapi kalau mau mencari dunia, ada di sebelah barat).

Beberapa kitab kuning khas pesantren salaf, telah ditelaah habis oleh KH. Abdul Chalim. Seperti kitab Fathul Mu'in, Shahih Bukhari- Muslim, Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali dan Hikam karya Imam Ibnu Afhaillah Assakandari. Secara khusus, kitab Ihya' inilah yang selalu dibawa kemananpun pergi bersilaturrahim.

Baca Juga: REI Komisariat Cirebon Jelang Lebaran 2023 Kembali Berpartisipasi Mendistribusikan 6,3 Ton Bantuan Beras

Halaman:

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah