Yayasan Talaga Manggung juga menghargai kearifan lokal dan mendukung upaya Paguyuban Walangsuji dalam mengembangkan serta menghidupkan kembali sejarah Kerajaan Talaga Manggung di Walangsuji.
Masih dikatakan Asep, bahwa tim penelitian saat ini telah menemukan situs-situs peninggalan historis yang telah berabad-abad terlupakan. Beberapa penemuan prasasti dan objek yang diduga sebagai Cagar Budaya telah diajukan ke Balai Arkeologi untuk penelitian lebih lanjut.
Baca Juga: Sebanyak 8.956 Calon Jemaah Haji Asal Jawa Barat Berangkat Menuju Tanah Suci Melalui BIJB Majalengka
"Kami berharap bahwa dengan dibukanya kembali situs-situs bersejarah ini, Walangsuji dapat bangkit kembali dan memberikan manfaat serta kesejahteraan bagi warga sekitarnya,"tuturnya.
Kepala Desa Kagok Kecamatan Banjaran Dedeh Juariah mengemukakan, niatnya untuk membuka Walangsuji sebagai destinasi wisata budaya setelah menjadi Kepala Desa. Ia pun memberikan izin kepada komunitas lokal untuk mengembangkan daerahnya itu tujuan utama dalam melestarikan sejarah Keraton Talaga Manggung.
"Kami dari pemerintah desa sudah membuka akses jalan dengan memperbolehkan kendaraan roda empat masuk ke area Walangsuji, sehingga memudahkan akses bagi pengunjung yang akan datang ke sini,"tuturnya.
Dedeh berharap dengan adanya temuan prasasti dan peninggalan bersejarah ini, semua pihak dapat mendukung upaya pengembangan Walangsuji menjadi tujuan wisata religi dan budaya. Minimalnya mirip dengan Sunan Wanaperih yang sudah terkenal dan banyak di ziarahi.
"Kami menyadari bahwa Walangsuji memiliki potensi magnet yang akan menarik minat banyak orang untuk tertarik pada sejarah dan kebudayaan Majalengka di masa lalu,"paparnya.
Ketua Yayasan Talaga Manggung, Rd. Apun Tjahya Hendraningrat menuturkan, mendukung penuh kepada upaya Paguyuban Walangsuji yang memiliki tekad yang kuat mengembangkan Walangsuji sebagai wisata budaya yang berkelanjutan.