Duh Kasihan, Kakak Beradik di Majalengka Telantar, Diasuh Kakek Penderita Stroke

- 16 Mei 2023, 19:15 WIB
KEPALA Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka,Nanang sedang menemui  Alyamin (80 tahun)  serta kedua cucunya Amelia Putri  (12 tahun) dan Aulia (7 tahun), yang selama ini tinggal bertiga setelah kedua orang tua anak tersebut bercerai dan meninggalkan mereka.*
KEPALA Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka,Nanang sedang menemui Alyamin (80 tahun) serta kedua cucunya Amelia Putri (12 tahun) dan Aulia (7 tahun), yang selama ini tinggal bertiga setelah kedua orang tua anak tersebut bercerai dan meninggalkan mereka.* /Kabar Cirebon/ Tati/

Karena kondisi ekonominya yang kurang serta tidak mampu bekerja, kini kondisi rumah Alyamin pun nyaris ambruk, dinding bilik rumahnya sudah banyak yang berlubang, kayunya mulai lapuk, bagian atapnya juga sudah memprihatinkan.

Nanang mengaku sudah berulang kali menawarkan untuk memperbaiki rumah Alyamin melalui rutilahu, namun selalu menolak karena tidak sanggup menyelesaikan pembangunan. Rutilahu tetap harus ada biaya tambahan, karena dana yang diterima hanya Rp 20.000.000, sementara kondisi rumah nyaris hancur.

“Ketika ditawari rutilahu, dia tak pernah menjawab, selain sulit bicara juga karena mungkin tidak memiliki anggaran untuk menyelesaikan pembangunan rumah. Jangankan untuk menambah pembangunan rumah, untuk makan saja mereka sulit. Karena dana rutilahu kan hanya Rp 20.000.000, kami di desa juga kalau pemiliknya tidak sanggup khawatir tidak selesai,” ungkap Nanang.

Namun demikian menurutnya, untuk bantuan sosial  seperti BPNT dan PKH, Alyamin rutin menerima dan bantuannya kini dipergunakan bertiga bersama cucunya.

Baca Juga: Kemenag Teguhkan Kemandirian Pesantren Lewat Program Inkubasi

“Bagaimana caranya agar anak-anak ini tidak telantar, bisa sekolah, mendapatkan haknya sebagai anak-anak. Sekarang usia SD harus merawat kakeknya yang sakit,  beruntung keduanya bisa diterima di sekolah karena saat datang tidak memabawa dokumen,” katanya

Kepala desa juga mengaku kini pihaknya tengah mengupayakan bantuan PIP untuk Amelia dan Aulia. Hanya kini terkendala oleh status kependudukan keduanya yang masih berstatus warga Pekanbaru.

“Saya dan kepala sekolah tempat Amel dan Aulia belajar sudah berusaha memproses PIP, tapi ternyata Amel sudah tercatat mendapat PIP di Pekanbaru, sehingga ketika diajukan sulit karena terbentur administrasi. Ibunya sudah sangat lama juga lost kontak,” ungkap Nanang.

Dia juga mengaku telah menghubungi ayah kedua anak yang kebetulan keberadaannya mulai terlacak untuk meminta agar bisa merawat kedua anaknya. Selain itu, akan melakukan komunikasi dengan Dnas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mencari solusi agar Adeng bisa  pindah status kependudukan. Dengan begitu akan memudahkan pemerintah desa untuk mengajukan bantuan sosial kepada Pemerintah.***

Halaman:

Editor: Iwan Junaedi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah