Kasus Karhutla Terus Meningkat, DPRD Majalengka Ajak Masyarakat Pro Aktif Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan

- 11 Oktober 2023, 16:20 WIB
Ketua DPRD Majalengka H Edy Anas
Ketua DPRD Majalengka H Edy Anas /Istimewa/

Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui instansi terkait, kata dia, untuk rajin melakukan penyuluhan secara rutin untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya kebakaran hutan, cara pencegahan dan cara penanganannya. Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian hutan.

"Memberikan edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk melibatkan partisipasi aktif masyarkaat dalam mencegah kebakaran tersebut,"paparya.

Sementara itu, imbas kemarau panjang yang melanda sejumlah daerah di tanah air, ternyata dirasakan betul warga Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Selain berdampak langsung pada kehidupan warga, kemarau pun mengakibatkan kekeringan, krisis air bersih, juga meningkatnya potensi kebakaran yang hampir terjadi setiap pekannya.

Baca Juga: Polres Indramayu Ungkap 10 Kasus Penyalahgunaan Obat-obatan Terlarang, Termasuk 2 IRT Ini Diamankan Polisi

Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Iskandar Hadi Priyatno mengatakan, dari data yang diperolehnya pada awal Oktober 2023 tercatat, warga terdampak kekeringan menembus hingga 23.849 jiwa atau 6.753 KK.
Jumlah itu meningkat drastis dari bulan September 2023 yang hanya mencapai 14.279 jiwa atau 4.714 KK.

Melonjaknya jumlah warga terdampak ini, menurutnya, tidak terlepas dari mundurnya prediksi awal musim hujan di wilayah Majalengka hingga November 2023.

"Fenomena El Nino juga turut memengaruhi bertambahnya jumlah warga terdampak kekeringan saat ini," ucap dia.

Baca Juga: Ribuan Mahasiswa Baru Ikuti OKKAGATI UGJ, Kampus Terbesar di Ciayumajakuning

Mengenai sebaran warga terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini terpetakan di 10 kecamatan se-Kabupaten Majalengka. Di antaranya Kecamatan Majalengka, Lemahsugih, Cigasong, Panyingkiran, Kasokandel, Palasah, Leuwimunding, Kadipaten, Kertajati, dan Jatitujuh.

Namun ia mengakui hanya terdapat 17 desa di 10 kecamatan yang terdampak kekeringan cukup parah. Desa-desa itu pun mengalami krisis air bersih sejak beberapa waktu lalu, karena sumber air milik warga seperti sumur mulai mengering akibat kemarau panjang.

Halaman:

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah