Kemarau dengan Suhu Panas Capai 40 Derajat, Petani Majalengka Tetap Bisa Panen

- 17 Oktober 2023, 15:34 WIB
Di tengah kemarau panjang dengan suhu panas capai 40 derajat celcius, petani di Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka panen padi di areal sawah seluas 25 hektare, Selasa 17 Oktober 2023.
Di tengah kemarau panjang dengan suhu panas capai 40 derajat celcius, petani di Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka panen padi di areal sawah seluas 25 hektare, Selasa 17 Oktober 2023. /Kabar Cirebon/Foto Tati Purwati/

KABARCIREBON - Di musim kemarau dan para petani lain tidak bisa bertani karena sulitnya memperoleh air, sejumlah petani di Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka justru kini panen padi di areal sawah seluas 25 hektare, Selasa 17 Oktober 2023.

Ketua Kelompok Tani, Heris asal Desa Pinangraja mengungkapkan, para petani di wilayahnya mencoba peruntungan dengan menanam padi jenis baru MSP yang masa tanamnya selama 65 hari, yang bibitnya berasal dari bantuan pemerintah yang difasilitasi Anggota DPR RI Sutrisno.

Musim kemarau atau MT IV yang biasanya tidak ditanami, kini ditanami dengan pengairan menggunakan pompa air dari sumur pantek karena tidak ada sumber air dari irigasi, walaupun bangunan irigasi yang dibuat masyarakat tersedia. “Saluran ada tapi airnya tidak tersedia,” ungkap Heris yang mengaku memiliki sawah seluas 0,7 hektaran.

Baca Juga: Lelang Jabatan di Kuningan Tidak Dipungut Biaya tapi Tes Kesehatannya Harus Bayar Sendiri

Untuk mengairi areal sawah seluas kurang lebih 25 hektare milik anggota kelompok tani, dia berusaha memompa air bawah tanah. “Karena, kemarau panjang dan terjadi el nino, maka sumber air bawah tanah yang dimanfaatkan, sumber air sungai minim tidak memungkinkan bisa mengairi areal sawah yang ada,” kata Heris..

Menurutnya, mulai pompa menyala hingga bisa mengalirkan air ke sawah butuh waktu ber jam - jam jaman. Sementara setelah 7 jam air bisa mengalir, pompa langsung tidak berfungsi karena sumber air habis. Sehingga agar bisa keluar air lagi harus menunggu keesokan harinya.

“Ini mencoba varietas baru, usianya lebih genjah (cepat), hanya memang karena kurang air hasil panen kurang maksimal,” katanya.

Baca Juga: Herman Khaeron Bareng Kemenkop Sosialisasikan Dana Bergulir LPDB-KUMKM 2023

Namun menurutnya masih beruntung disaat orang lain mengaami musim paceklik dan harga beras melambung tingi, kelompok taninya justri kini panen. “Bersukur bisa panen ditengah harga gabah sedang mahal,” ungkap Heris.

Halaman:

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x