KABARCIREBON - Anggota Komisi IV DPR RI Sutrisno mengapresiasi petani di Desa Pinangraja yang mau terus berusaha bertani di puncak musim kemarau walaupun hasilnya kurang maksimal karena kekurangan air.
Berdasarkan perhitungan, perolehan panen para petani dari luas 1 hektare sawah diperoleh sekitar 7 ton gabah panen, jika dihitung kering diperleh 6,2 ton gabah kering giling (GKG).
“Perolehan hasil panen sebanyak 7 ton gabah panen masih terbilang bagus, jika kering diperoleh 6,2 tonan,” ungkap Sutrisno, Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan yang juga mantan Bupati Majalengka.
Baca Juga: Kapolres Cirebon Kota Pimpin Upacara Sertijab Wakapolres dan Pelantikan Jabatan Kasat Reskrim
Menurutnya, wajar produktifitas turun dibanding biasanya, karena puncak kemarau, bulir padi kecil dan rumpun juga lebih sedikit. Selain kemarau, juga tanah sawahnya sudah jenuh karena terus ditanami padi, dalam setahun sebanyak 4 kali tanam.
Kedepan, menurut Sutrisno butuh pupuk organik lebih banyak guna memperbaiki kondisi tanah agar tidak jenuh. Saluran air dibuat lebih baik untuk memudahkan petani mengalirkan air dari Sungai Cikeruh.
Panen padi di musim kemarau di Majalengka tidak lepas dari peran Sutrisno. Ia memberikan bibit padi varietes baru. Namanya, bibit padi MSP. Dengan bibit padi baru itu, petani bisa meraih panen hanya dengan waktu 65 hari atau sekitar 2 bulan.