KABARCIREBON - Ancaman angin kencang disertai dengan kecepatan hingga mencapai 45 knot mengitai kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka.
Kecepatan angin yang demikian tinggi dapat mengganggu aktivias penerbangan BIJB Kertajati
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto pada saat menghadiri Sekolah Lapangan Meteorologi Penerbangan di salah satu hotel di Kerjajati belum lama ini mengungkapkan, kondisi geogerafis BIJB Kertajati memungkinkan terjadinya angin kencang.
Terlebih keberadaan Bandara Kertajati di dataran yang cukup luas. Kondisi tersebut memungkinkan pergerakan angin yang juga lebih leluasa.
"BIJB Kertajati saat ini sudah mendapat pelimpahan penerbangan dari Bandung. Penerbangan dari Bandung sudah digesar. Karena itu, beban tanggungjawab Kertajati bisa lebih meningkat. Maka informasi cuaca ini menjadi penting, untuk itu kita lakukan sekolah lapang meterologi penerbangan," ungkap Guswanto.
"Biasanya angin kencang itu sangat sering di sini. Kemudian cuaca ekstrim yang lain adalah hujan lebat bisa disertai petir", tambah Guswanto.
Baca Juga: Waspada, Pemkab Majalengka Tetapkan Masa Siaga Bencana pada Desember - 31 Mei 2024
Menurutnya, berkaitan dengan aktivitas penerbangan, yang perlu diperhatikan adalah angin kencang. Ada beberapa jenis angin yang perlu diwaspadai yang bisa saja berdampak negatif terhadap aktivitas penerbangan.
“Untuk penerbangan yang perlu diwaspadai adalah angin kencangnya, terkait hujan sebenarnya selama jarak pandang pesawat masih cukup memadai, tidak ada masalah," ungkapnya.
Kendati demikian, potensi ancaman tersebut bisa saja terjadi jika angin kencang itu terjadi di area landasan. Namun selama angin tidak terjadi di landasan, ataupun area terbang masih terbilang aman untuk penerbangan ataupun pendaratan.
Baca Juga: Sabulangbentor: Gagal Bayar, Tunda Bayar Isukan Ge Dibayar
Akan tetapi jika angin kencang tersebut terjadi di area landasan dan arah anginnya menuju crosswind (angin silang) ataupun tailwind (angin dari arah belakang), ataupun headwind (angin dari arah depan) menurut Guswanti hal itu akan terjadi masalah.
“Kalau anginnya di landasan, itu akan bermasalah. Mungkin saja (terjadi). Karena memang data kami menunjukkan seperti itu," ungkap Guswanto.
BMKG selalu update informasi cuaca ke AirNav
Berkaitan dengan potensi angin kencang, Guswanto menjelaskan, pihaknya senantiasa menyampaikan informasi secara berkala kepada pihak otoritas penerbangan. Bahkan, untuk menjamin kecepatan informasi kondisi cuaca, saat ini telah ada layanan informasi yang sudah terkoneksi langsung.
"Informasi meteorologi, itu selalu kami sampaikan. Setiap menit itu diamati, kemudian disampaikan ke pihak Airline. Bahkan saat ini tidak perlu dilaporkan lagi, karena saat ini digital, jadi sudah nyambung," ungkap dia.
Ancaman angin kencang, jelas dia, biasanya terjadi saat masa pancaroba dari musim kemarau menuju hujan. Masa pancaroba sendiri, terjadi dari September sampai November.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Menang, Akan Jadi Bukti Bahwa Generasi Muda Bisa Menjadi Pemimpin Bangsa!
"Kalau kita lihat tentang cuaca ekstrim dalam rangka untuk nataru Tahun 2023/2024, kalau kemarin September, Oktober, November itu adalah masa pancaroba, biasa terjadi angin kencang, hujan sporadis dan sebagainya," papar Guswanto.
Pada Desember ini sudah masuk musim hujan. Puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada akhir Januari atau awal Pebruari.
"Untuk Desember, Januari, Pebruari, itu adalah musim hujan betul. Dan puncaknya nanti diprediksi di Bulan Januari, Pebruari," kata dia.
Hujan lebat selama musim hujan diprakirakan oleh BMKG akan berlangsung musim hujan Desember, Januari, Pebruari. Puncaknya, tepatnya di Januari Dasarian III ataupun Pebruari dasarian I.(Tati/KC)***