"Yang rencananya akan diselenggarakan November tahun ini di Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto Jawa Timur," ujarnya.
Sementara itu, Adib selaku Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah Kemenag RI, ia mengapresiasi kegiatan halaqah falakiyah tersebut, mendukung program Kemenag RI dalam pelayanan umat di bidang hisab dan rukyat.
"Terlebih di Babakan sudah ada Ma’had Aly Ilmu Falak, ini akan menjadi partner utama Kemenag RI dan Lembaga Falakiyah. Terlebih, sekarang LF-PBNU telah menggagas Qoth’iy ar-Ru’yah sebagai solusi meminimalisir perbedaan awal Ramadan dan hari raya," ungkapnya.
Dalam halaqah itu, Dede Wahyudin, selaku pemateri menjelaskan tentang waktu subuh perspektif fikih. Menurutnya, paradigma waktu salat bersifat lokal dan NU memegang teguh kaidah awal waktu salat subuh yaitu munculnya fajar shadiq secara nyata pada saat keadaan masih gelap, hingga orang tidak dapat melihat dengan jelas orang yang berada di sampingnya atau disebut taghlis.
Baca Juga: Polres Indramayu Berikan Layanan Kesehatan Gratis kepada Petugas Pelipatan Surat Suara Pemilu
"Sebagaimana hadis riwayat dari ‘Aisyah dan berlandaskan beberapa kitab fikih mu’tabar di kalangan NU," kata Dede.(Ismail)