Banyak Pelajar Kecanduan Gadget, Warga Desak Pj Bupati Majalengka Lakukan Ini ke Sekolah

- 24 Januari 2024, 19:23 WIB
Ilustrasi Gadget
Ilustrasi Gadget /Pikiran Rakyat

KABARCIREBON - Warga di Desa Nanggerang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka memohon Pj Bupati Majalengka membuat sistem agar pelajar tidak kecanduan gadget.

Untuk itu, mereka mendesak Pj Bupati Majalengka agar memasukkan kerajinan anyaman sebagai kegiatan ekstrakurikuler atau muatan lokal di sekolah.

Alasannya, saat ini anak muda sudah enggan menjadi perajin anyaman bahkan belajar menganyam pun tidak bersedia. Anak sekolah di saat senggang bukan belajar menganyam melainkan bermain gadget.

Baca Juga: Kabupaten Majalengka Kalahkan Kota Bandung, Sektor Ini Dibanggakan Karena Menghidupi Desa

PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi saat berdialog dengan perajin anyaman bambu di Desa Nanggerang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka. Dedi akan mendorong pelajaran menganyam menjadi esktrakurikuler di sekolah sebagai budaya vokasi guna mempersiapkan keahlian anak - anak di masa mendatang.*
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi saat berdialog dengan perajin anyaman bambu di Desa Nanggerang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka. Dedi akan mendorong pelajaran menganyam menjadi esktrakurikuler di sekolah sebagai budaya vokasi guna mempersiapkan keahlian anak - anak di masa mendatang.*

Padahal, menurut para perajin seperti disampaikan Nenti, Acih dan Aminah, sekarang ini kerajinan anyaman masih dibutuhkan oleh banyak konsumen. Terutama bakul, nyiru, ayakan dan sejumlah barang lainnya.

Malah menurut Acih, kerajinan bakul banyak dibutuhkan warung nasi. Karena, banyak pemilik warung yang kembali mengunakan bakul sebagai wadah nasi.

“Sekarang penganyam bambu tinggal orang – orang yang sudah lanjut usia, anak muda tidak mau belajar nganyam. Padahal, kalau terus ditekuni masih bisa menghasilkan uang,” ungkap Acih.

Baca Juga: 72 Siswa TK BPK Penabur Cirebon Kunjungi Auto2000: Mereka Dikenali Teknologi sejak Dini-Edukasi Berkendaraan

Nenti, perajin lainnya menyebutkan, permintaan pasar untuk kerajinan bambu sebetulnya tidak setinggi jaman dulu. Karena, kalah bersaing dengan anyaman sintetis, selain harga barang plastik yang juga bisa lebih murah.

Dulu menurutnya, masyarakat di desanya hampir semua menjadi perajin anyaman bambu. Ada yang bakul, nyiru, ayakan, tipluk (pipiti) dan sebagainya. Kini, seiring dengan perkembangan teknologi, perajin semakin berkurang. Sehingga, perajin tinggal tersisa orang tua.

Namun demikian, mereka menolak jika kerajinan bambu harus punah. Makanya, mereka berharap anak sekolah didorong untuk bisa menganyam dan melanjutkan tradisi nenek moyang.

Baca Juga: Jalin Sinergitas, Pj Wali Kota Cirebon Kunjungi Kapolres Cirebon Kota

Di Kecamatan Leuwimunding sendiri ada sejumlah desa yang masyarakatnya hidup dari pengrajin anyaman bambu. Selain Nanggerang, ada Heuleut, Rajawangi, dan sejumlah desa lainnya.

Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi saat meninjau perajin anyaman bambu di Desa Nanggerang menyebutkan, pohaknya akan mendorong sekolah di wilayah Leuwimunding agar menganyam menjadi ekstrakurikuler atau muatan lokal di sekolah.

Menurutnya budaya vokasi perlu dilakukan sejak kecil dari rumah tangga. Ini sebagai upaya industri rumahan bisa naik kelas. “Tadi ada juga perajin yang katanya mulai sulit memasarkan, itu nanti coba dibantu,” ungkap Dedi Supandi.(Tati Purwati/Kabar Cirebon)***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah