Para perajin telah membeli buah caruluk dari para petani setahun sebelum memasuki bulan Ramadahan dan buahnya baru diambil saat Ramadhan atau kondisinya sudah waktunya dipetik.
“Jadi ada yang membeli ketika buah masih sangat muda, atau bahkan baru berbunga karena antara yang bisa disadap diambil niranya dan yang berbuah untuk diambil kolang kalingnya kan beda. Karenanya kami menitipkan uang lebih dulu kepada para petani pemilik pohon kawung,” kata Supri perajin kolang kaling lainnya.
Dia mengambil bahan baku dari Desa Sukamenak, Haurgeulis, Kecamatan Bantarujeg serta sejumlah desa lainnya yang banyak ditumbuhi pohon kawung.(Tati Purwati/Kabar Cirebon)***