"Usai tarawih dan mengaji, tumpeng kiriman warga dimakan bersama–sama, jika tersisa dibawa pulang masing – masing yang mengikuti tadarusan,” ungkap Sandi.
Tumpeng ini juga dilengkapi dengan aneka kue lembur, seperti wajit ketan, apem, opak, agar–agar, rangginang dan sebagainya.
Soal menyediakan aneka makanan ini tidak hanya dilakukan untuk yang khataman melainkan juga disediakan untuk semua jemaah yang mengikutu solat tarawih setiap malam.
Begitu menginjak bulan puasa, pihak DKM sudah membuat jadwal bagi warga untuk menyiapkan makanan bagi jemaah yang melaksanakan solat tarawih. Setiap malamnya biasanya ada empat hingga 5 warga yang harus menyiapkan makanan.
Baca Juga: Keren, Buat Paspor Elektronik Kini Bisa di Mana Saja
Jenis makananya bebas, ada yang menyiapkan buras bersama makanan ringan lainnya seperti wajit, rengginang, agar–agar, opak, adas, papais koci, papais torek, dan sebagainya.
Makanan tersebut disajikan di piring hingga berpupuh – puluh piring. Setelah itu piring yang sudah diisi makanan disusun di bakul besar atau warga kampung menyebutnya said.
“Kalau jaman dulu memakai dongdang, ada yang said. Sekarang berubah, satu jenis makanan satu wadah, mungkin agar epektif tidak banyak wadah. Dulu satu jenis makanan bisa disimpan di beberapa piring,” kata Edi warga lainnya.
Baca Juga: Ada Apa Ya, Kok Asda 2 Ogah Daftar Jadi Calon Dewas PAM Tirta Kamuning Kuningan?