Pabrik Bicohar di Majalengka Ini Mampu Konversikan 30.000 Ton Agrikultur

- 24 April 2024, 19:40 WIB
Ketua Asosiasi Biochar Indonesia Internasional,Hashim Djojohadikusumo bersama rombongan melihat biochar yang diproduksi di PG Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Rabu (24/4/2024) . Biochar akan dikirim ke Aran Saudi yang telah melakukan kerjasama dengan Indonesia untuk memperkaya tanah agar lebih banya
Ketua Asosiasi Biochar Indonesia Internasional,Hashim Djojohadikusumo bersama rombongan melihat biochar yang diproduksi di PG Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Rabu (24/4/2024) . Biochar akan dikirim ke Aran Saudi yang telah melakukan kerjasama dengan Indonesia untuk memperkaya tanah agar lebih banya /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON - Sebuah pabrik biochar didirikan di kawasan Pabrik Gula Jati Tujuh, Kabupaten Majalengka yang mampu mengkonversi 30.000 ton limbah agrikultur yang dapat terurai serta menghasilkan lebih dari 5.000 ton biochar dan mencapai lebih dari 5.000 ton pembuangan karbon dioksida yang terukur per tahun.

Peresmian dan pengoperasian pabrik dilakukan Ketua Asosiasi Biochar Indonesia Internasional, Hashim Djojohadikusumo , (24/4/2024), juga dihadiri Ivan Mozharov dari Offset8 Capital Limited Arab Saudi, Staf Khusus Presiden RI Diaz Hendropriyono , Zuryati Simbolon (Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan pupuk, Kementerian BUMN)

Menurut Hashim, pendirian pabrik biochar oleh SAWA dilakukan di kawasan PG Jatitujuh karena banyak limbah yang diproduksi pabruk gula, diantaranya limbah tebu yang selama ini dibuang dan dibakar yang berdampak pada polusi udara.

Baca Juga: Jelang Pilkada Majalengka, KPU Buka Pendaftaran Calon PPK Pilkada 2024. Catat Ini Syaratnya

“Ini membantu pabrik gula, petani padi yang banyak limbah yang jika dibakar bakal mencemari udara. Biochar ini bahan bakunya di Majalengka banyak, bisa limbah jerami, sabut kelapa, sekam, kayu, bonggo jagung (sunda:badul) dan sebagainya,” ungkap Hashim.

Biochar menurutnya untuk membantu memperkaya media tanam, bahan untuk memperkaya dan memperbaiki unsur tanah yang tidak subur menjadi subur atau memperbaiki nunsur hara. Kapasitas mesin yang dibangun pihak perusahaan Sawa EcoSolutions dan anak perusahaannya di Indonesia, PT Legasi Alam Indonesia cukup tinggi setiap harinya.

Hashim disertai Irawan Mulyadi, Pierre Prunier, dari Royal Group yang memproduksi biochar mengatakan, mesin pengolah biochar yang dibangun di PG Jatitujuh ini berkapasitar mencapai 27 ton lebih per hari.

Baca Juga: Adik Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo Resmikan Pabrik Biochar SAWA di Majalengka

Biochar yang diproduksi akan dikirim ke Arab Saudi karena negara tersebut telah melakukan kerjasama dengan SAWA yang kebetulan perwakilan Arab Saudi juga hadir melihat kondisi pabrik pengolah limbah tersebut.

Sementara itu Irawan Mulyadi menyebutkan karena tingginya permintaan pasar pihaknya akan mendirikan pabrik biochar di sejumlah tempat yang bahan bakunya melimpah yang secara ekonomis santa memungkinkan.

“SAWA menyadari peran penting biochar dalam meningkatkan kualitas produk pertanian masyarakat sekaligus membantu Indonesia dalam memenuhi target pengurangan emisinya.” ungkap Irawan.

Baca Juga: Di Arab Tidak Ada, Kata Ustad Kondang Kuningan Halal Bihalal Dicetuskan oleh Bung Karno

Menurut Irawan, biochar terkenal akan kegunaannya dalam pengayaan tanah dan penyerapan karbon.

Ketika dikombinasikan dengan pupuk organik, biochar dapat secara signifikan meningkatkan kualitas produk pertanian, sehingga meningkatkan kesehatan tanah, meningkatkan hasil panen, dan berkontribusi terhadap tujuan pengurangan emisi Indonesia dengan cara yang berdampak nyata dan praktis.(Tati/KC).***

 

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah