Petani Kangkung Naik Haji, Kok Bisa? Ini Kisah Perjuangan Mang Ali

- 21 Mei 2024, 11:37 WIB
Muhamad Ali Usman (49 tahun) bersiap berangkat haji.*
Muhamad Ali Usman (49 tahun) bersiap berangkat haji.* /Kabar Cirebon/Foto Tati Purwati/

KABARCIREBON - Namanya adalah Muhamad Ali Usman. Akrab disebut Mang Ali. Petani kangkung asal Majalengka tersebut akhirnya bisa naik haji pada tahun ini bergabung dengan kloter 20 berangkat pada 30 Mei tahun 2024.

Kok bisa? Uangnya dari mana? Pertanyaan itu datang dari banyak orang. Karena, berapa sih harga jual kangkung? Dan berapa keuntungan dari jual kangkung?

Mang Ali juga tidak menyangka, ia bisa naik haji dari hasil jual kangkung. Mang Ali yang kini berusia 49 tahun asal Blok Cikenong, Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka itu menceritakan perjuangannya untuk bisa naik haji.

Baca Juga: Nenek Patmah Usia 93 Tahun, Jadi Calon Haji Tertua di Majalengka, Ini Pekerjaan Sehari-harinya

1. Niat Diberengi Ikhtiar dan Doa

Muhamad Ali Usman (49 tahun) petani kangkung asal Blok Cikenong, Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka.*
Muhamad Ali Usman (49 tahun) petani kangkung asal Blok Cikenong, Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka.*

Niat berhaji sudah ada sejak usia muda. Ia termotivasi dari kedua orang tuanya yang juga sudah berhaji dari berjualan kangkung di luas lahan yang juga tidak seberapa.

Mang Ali bergelut sebagai petani kangkung sejak tahun 1999. Usianya saat itu sekitar 35 tahun. Ia menggarap lahan seluas 125 bata atau sekitar 1.750 meter persegi. Cukup luas.

Ia mengikuti jejak kedua orang tuanya menjadi petani kangkung. Dari lahan seluas itu, dia bisa menjual kangkung setiap hari sebanyak 400 hingga 600 ikat. Harga kangkung 1 ikat saat itu, sekitar Rp 1.500 hingga Rp 2.000.

Baca Juga: Rekomendasikan 3 Tukang Jualan Nasi Lengko Legenda di Cirebon

Namun, karena ia jual dalam porsi besar, maka harganya lebih murah. Ia menjual untuk 400 ikat seharga Rp 350 ribu. Kangkung air hasil panen, ia jual ke Pasar Kadipaten atau terkadang ada pembeli yang datang langsung ke kebun kangkunganya di Cikenong.

2. Menabung dengan Niat Untuk Haji

Dari hasil penjualan kangkung, sebagian ia tabung minimal sebesar Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari dengan niat untuk berhaji.

“Tahun 2013, saya bersama istri dan kedua orang tua ikut mendaftar haji. Sejak itu, saya terus menabung dari hasil jualan kangkung untuk melunasi ONH. Tetapi, terkadang juga tidak menabung. Jika hasil jualan kurang dari target atau ada kebutuhan lain sehingga uang terganggu,” ungkap Ali.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Warung Sate yang Terdekat di Kabupaten Mamuju, Coba Cicipi Sate Lampu Merah dan Sate Doa Ibu

3. Mendapat Ujian

Niatnya untuk berangkat haji bukan berarti tanpa ujian. Ia sudah bercita-cita bisa berangkat haji bersama istri. Namun, Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Istrinya meninggal di tahun 2018. Ibu mertuanya yang sedianya berharap berangkat bareng juga telah lebih dulu meninggal.

Yang ada sekarang adalah bapak mertuanya yang usianya sudah cukup tua sehingga ONH pun dulu diambil dan dipergunakan untuk umrah.

“Sekarang yang berangkat hanya saya. Insya Allah berangkat tanggal 30 nanti bersama kloter 20,” ungkap Ali yang niatnya sudah bulat walau tidak disertai istrinya.

Baca Juga: Bus Damri Layani Warga Bandung ke Kertajati International Airport Lewat Tol Cisumdawu dengan Tarif Rp 80.000

Perbekalan sudah disiapkannya dan telah dikemas di koper miliknya. Satu koper berisi pakaian ganti dan baju ihram serta kelengkapan lain seperti sabuk, gunting dan lain – lain. Koper kecil berisi beragam makanan menjaga suatu saat ingin makanan kecil.(Tati Purwati/Kabar Cirebon)

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah