Ribuan Warga Kota Cirebon Tolak Kenaikan PBB akan Unjuk Rasa, Ajakan Tunda Bayar Menggema

- 4 Juni 2024, 14:11 WIB
Warga Kota Cirebon merencanakan untuk melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak kenaikan PBB.
Warga Kota Cirebon merencanakan untuk melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak kenaikan PBB. /Fanny Kabar Cirebon /

KABARCIREBON - Setelah sekian lama terjadi penolakan terhadap besaran nilai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang ditetapkan oleh Pemkot untuk tahun 2024 ini, belakang muncul suara dan ajakan kepada masyarakat untuk menunda pembayaran PBB dengan besaran kenaikan yang ugal-ugalan.

"Kami mengajak warga untuk menunda bayar PBB tahun ini, jika tidak ada perubahan," ujar salah satu warga Kota Cirebon yang menolak kenaikan PBB, Hendrawan Rizal.

Ajakan penundaan untuk membayar PBB pada tahun 2024 ini terjadi, menyusul adanya kenaikan besaran yang membuat masyarakat kaget. Seperti diketahui, kenaikan PBB tahun 2024 ini sangat tinggi, bahkan ada yang naiknya sampai 1000 persen dari tarif PBB tahun sebelumnya.

Baca Juga: Rudiana Tegaskan DPP PDIP belum Keluarkan Rekomendasi Calon Bupati

"Kami mengajak menunda, dan tunggu sampai diterbitkannya SPT PBB yang baru. Sesuai dengan janji Pj wali kota," lanjut Hendrawan.

Dijelaskan Hendrawan, Pj Wali Kota Cirebon H Agus Mulyadi mengatakan, pada momentum Hari Jadi Cirebon bulan Juli nanti, ia akan memberikan keringanan terkait besaran tarif PBB, sehingga SPT PBB yang sudah dicetak dengan besaran yang ugal-ugalan, akan dicetak ulang dengan keringanan.

"Saat HUT Kota Cirebon, dia akan memberikan semacam pengumuman, bisa terbit SPT PBB yang baru dengan besaran yang selama ini kita perjuangkan," jelas Hendrawan.

Baca Juga: Bhayangkari Bersama YKB Siap Gelar Lomba Lari Skala Internasional Kemala Run 2024

Dikatakan Hendrawan, masyarakat bukan menolak adanya kenaikan besaran tarif PBB yang ditetapkan, terlebih jika alasannya untuk pembangunan Kota Cirebon.

Hanya saja, kenaikan yang dilakukan harus rasional, tidak ugal-ugalan yang malah membuat masyarakat pawa wajib pajak menjerit.

Halaman:

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah