Musim Penghujang, Permintaan Keset Berbahan Kain di Majalengka Naik Nih hingga100 Persen

26 November 2023, 21:46 WIB
Nanang perajin asal Desa Karangasem, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengkakeset menunjukan keset yang diproduksinya ketika akan mengirim ke sebua grosir barang, Sabtu (25/11/2023), di musim penghujan permintaan keset bisa naik lebih dari 100 persenan /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON - Memasuki musim penghujan ini permintaan keset dengan berbahan kain di Kabupaten Majalengka alami peningkatan hingga 100 persen.

Meski produksinya terus ditambah, namun sayang perajin keset kesulitan untuk memperoleh pekerja. Pasalnya, banyak dari mereka yang turun ke sawah.

Seorang perajin keset di Desa Karangasem, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majelengka Nanang mengatakan, saat ini permintaan keset kain produksinya mulai meningat, kondisi tersebut biasa terjadi pada setiap datangnya musim penghujan.

Baca Juga: Anda Tertarik, Ini Ada 80 Kendaraan Bekas Mobil Dinas Milik Para Pejabat di Kabupaten Cirebon Siap Dilelang

Jika musim kemarau permintaan keset ke sentranya hanya mencapai 5-10 kode per minggu, namun pada musim penghujang seperti sekarang naik antara 25-30 kodi per minggu.

"Pada saat ini permintaan pasar keset mulai naik, ini biasa terjadi pada setiap musim penghujan. Karena kemungkinan semua keluarga butuh keset, curah hujan mempengaruhi, karena kaki sering basah," ungkap Nanang yang sudah beberapa tahun terakhir ini memproduksi keset.

Menurutnya ada sebuah toko grosir barang yang setiap minggunya mampu menjual hingga 6 – 7 kodi, ada pula yang hanya sekitar 2 hingga 3 kodi saja.

Baca Juga: Pasca Konser Dewa 19 di Kota Cirebon, Tanah Rusak dan Sampah Berserakan di Stadion Bima Madya

Karena permintaan pasar tinggi jumlah pekerjapun biasanya ditambah, jika hari – hari biasa dalam sehari pekerja hanya 10 orang, ketika musim penghujan pekerja bisa ditambah menjadi 20 orang per hari.

“Permintaan pasar tinggi tapi, pekerja sulit apalagi jika musim tanam, karena banyak yang ke sawah. Para pekerja di sini mengerjakan anyaman kesetnya sampingan karena mungkin upahnya murah,” kata Nanang.

Upah untuk pembuatan satu anyaman keset kain menurut Nanang hanya sebesar Rp 2.000 saja, jika dibanding bekerja ke sawah upah yang diperoleh sangat jauh sehingga para pekerja saat musim tanam atau mengolah lahan lebih memilih ke sawah.

Baca Juga: Begini Kornologi Pembunuhan Sadis yang Dialami IRT di Kabupaten Cirebon: Polisi Buru Terduga Pelakunya

Upah murah menurut Nanang, karena harga jual kesetnyapun sangat murah hanya dijual seharga Rp 7.500 per buah atau 150.000 per kodi.

Sedangkan untuk bahan baku menurut Nanang, mudah diperoleh karena kebetulan di Majalengka sekarang ini banyak pabrik garmen. Di sana banyak limbah kain yang tidak dimanfaatkan dan limbahnya di jual sengan harga murah.

Nanang sendiri mulai menjadi perajin keset berawal dari coba – coba mengisi waktu senggangnya yang kebetulan di rumahnya berjualan kelontongan. Ketika ada waktu luang dia menganyam keset dan menjualnya di toko miliknya.

Baca Juga: 5 Sekda di Jabar mengikuti Goderdar Turut Meriahkan Porpemda XV

Hasil anyaman keset dari limbah kain ternyata laku dijual, hingga akhirnya dia mengembangkan usahanya dengan menjual ke sejumlah toko barang pecah belah di Kota Majalengka yang ternyata juga laku.

Karena barang yang diproduksinya laku, Nanang berupaya profesional meningkatkan usaha keset berbahan limbah kain.

Pemasaran keset produksinya baru berada di dalam kota Majalengka belum dulakukan ke luar kota karena jumlah produksi yang masih rendah.

Baca Juga: Tak Mampu Bayar Lunas, Pembeli Tanah Mengaku Ditipu

“Kalau yang nganyamnya banyak mah mungkin usaha bisa lebih besar,” katanya.(Tati/KC)***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler