Mayoritas Masih Tradisional, Petani Mangga di Majalengka Belum Tersentuh Program Pelatihan Teknologi Digital

- 9 Maret 2023, 20:30 WIB
ILUSTRASI Penjual Mangga
ILUSTRASI Penjual Mangga /Foto/Ist/KC/

Hal sama dilakukan Dedeng petani mangga di Desa Pasirmuncang. Dirinya mengaku tidak paham dengan aplikasi apapun selain sambungan telpon atau WA. Sehingga ketika menjual mangga tinggal meminta sopir untuk mengirim barang dengan dibekali catatan timbangan mangga. Kemudian pembeli ketika mendapat kiriman kembali menimbang dan tinggal mencocokan.

“Setelah saling setuju, lalu uang dibayar melalui transfer atau kontan dengan dititipkan ke awak armada,” katanya.

Baca Juga: Baru Satu Bulan, Polresta Cirebon Berhasil Ungkap 12 Kasus Kejahatan, 24 Tersangka Diamankan

Para petani ataupun pedagang mangga inipun mengaku belum pernah mendapat pelatihan aplikasi digital soal pemasaran, mengemas mangga atau hal lainnya. Selama ini mereka mengemas secara tradisional, dengan keranjang bambu (korang).

“Cara mengemasnya keranjang bambu berdiameter 50 cm dialasi kertas koran lalu ditutup kembali kertas koran untuk mangga yang dikirim ke Cibiting, Surabaya atau Pasar Caringin. Sedangkan untuk pasar lokal dikemas kertas semen,” katanya.

Menurut, yang berjualan mangga gedong menggunakan aplikasi digital melalui media sosial hanya partai kecil. Sedangkan untuk partai besar sulit, karena tidak mungkin mengirim barang berkwintal-kwintal.

Baca Juga: Bantu Sesama, Artha Graha Peduli Terus Dijalankan

“Tetangga saya ada yang jualan melalui aplikasi tapi kan paling banya 5 kg,” ucapnya.

Tidak ada program

Kepala Bidang Holtikultura dan Perkebunan di Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, Sulaeman Kurdi mengemukakan, pelatihan digital untuk petani buah-buahan di Kabupaten Majalengka belum pernah dilakukan, karena minimnya anggaran.

Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x