Israel Ingin Menghabisi Jutaan Warga Palestina dengan Menghentikan Pasokan Air ke Kantung-Kantung Mereka?

- 16 Oktober 2023, 09:00 WIB
Duka Selimuti Palestina, DT Peduli Siap Distribusikan Amanah Rakyat Indonesia
Duka Selimuti Palestina, DT Peduli Siap Distribusikan Amanah Rakyat Indonesia /DT Peduli

KABARCIREBON - Warga Palestina mengalami kesulitan untuk bisa mendapatkan air bersih, setelah Israel menghentikan pasokan air ke kantung-kantung mereka

Sehingga, warga Palestini kini dengan terpaksa memanfaatkan air kotor dari sumur-sumur masih tersedia yang akan meningkatkan resiko berbagai penyakit yang ditularkan melalui sumber mata air tersebut.

Dilansir dari Aljazeera pada Minggu, 15 Oktobe 02023, Badan Pengungsi PBB bagi Palestina mengungkapkan, sumber mata air saat ini telah menjadi masalah hidup dan matinya bagi warga yang berada di Jalur Gaza. Hal itu, setelah militer Israel menghentikan pasokan air kepada mereka.

Baca Juga: BCA Finance Cabang Cirebon hingga Akhir 2023 Ini Tergetkan Pembiayaan KKB Tembus pada Angka Rp200 Miliar

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) ini juga menyatakan pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023 lebih dari dua juta jiwa penduduk Palestina saat ini berada dalam resiko kehabisan air.

"Itu sudah menjadi masalah hidup dan matinya. Karenanya, ini juga sudah menjadi keharusan untuk segera dikirim ke Gaza agar air tersedia bagi lebih dari dua juta penduduk Palestina," ungkap Komisaris Jendral UNRWA Philippe Lazzrini.

Sekalipun demikian, lanjutnya, lebih dari satu minggu perang Israel Hamas ini berlangsung tidak ada pasokan kemanusian yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza

Baca Juga: Lagu Ganjar Idolaku Menggema di Konser Musik Aftershine Kota Cirebon

Air bersih hampir habis di Jalur Gaza dikarenakan pabrik air dan jaringan air minum berhenti beroperasi. Sehingga dengan kondisi tersebut, membuat warga Palestina terpaksa memanfaakan air kotor dari sumur yang akan meningkatkan resiko penyakit yang ditularkan dari sumber mata air tersebut.

Bukan saja menghentikan pasokan air ke kantung-kantung warga Palestina, Israel juga telah memberlakukan pemadaman listrik di Jalur Gaza sejak Rabu, yang berimbas terhadap pasokan air.

Sementara itu, ribuan orang telah pindah dari Gaza Utara setelah Israel memerintahkan warga Palestina melakukan hal tersebut di tengah serangan udaranya, sesuatu yang oleh PBB disebut “tidak mungkin”. Hampir satu juta orang telah mengungsi sejak pekan lalu.

Baca Juga: Breena Studio Kembali Hadir dan Sapa Dunia Fashion Cirebon, Hadirkan 11 Koleksi dari Branding Aaru

“Kita perlu mengirimkan bahan bakar ke Gaza sekarang. Bahan bakar adalah satu-satunya cara bagi masyarakat untuk mendapatkan air minum yang aman. Jika tidak, banyak orang akan meninggal karena dehidrasi parah, termasuk anak-anak, orang tua, dan wanita,"

"Air kini menjadi sumber kehidupan terakhir yang tersisa. Saya memohon agar pengepungan terhadap bantuan kemanusiaan segera dicabut,” tambah Lazzarini.

Jumat lalu, kelompok bersenjata Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, yang menewaskan sedikitnya 1.300 orang.

Baca Juga: Dengan Rp10.000, Masyarakat Bisa Naik Pesawat, Proflight Diinisiasi Yosephumar Hadi Akan Gelar Aero Festival

Israel kemudian mulai menggempur daerah kantong Gaza, menjatuhkan ribuan bom yang telah menewaskan sedikitnya 2.215 warga Palestina.

UNRWA juga mengatakan tempat penampungannya di Gaza tidak lagi aman, sesuatu yang disebutnya “belum pernah terjadi sebelumnya”.

“Perang punya aturan. Warga sipil, rumah sakit, sekolah, klinik, dan gedung PBB tidak bisa menjadi sasaran. UNRWA tidak melakukan upaya apa pun untuk melakukan advokasi kepada pihak-pihak yang terlibat konflik untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional untuk melindungi warga sipil termasuk mereka yang mencari perlindungan di tempat penampungan UNRWA,” katanya.

Baca Juga: Sabulangbentor: Sabada Dilantik Siapkeun Biaya Keur Piknik

“Perang ini tidak terkecuali. Perlindungan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil termasuk gedung-gedung PBB juga berlaku dalam konflik ini.”

Berbagai upaya sedang dilakukan berbagai organisasi dan pemerintah untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada banyak orang, termasuk ratusan ribu anak-anak, yang sangat membutuhkannya.***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah