KABAR CIREBON - Ada kebiasaan di Indonesia, bahwa seorang anak yang sudah bekerja sering memberi uang kepada orangtuanya. Tradisi itu sangat baik, apalagi kedua orangtuanya dianggap sudah tidak mampu.
Dalam ajaran Islam, membahagiakan orangtua (bisa dengan memberi uang) termasuk sedekah yang utama dari seorang anak. Jadi, jangan keliru, sebelum bersedekah ke orang lain, perhatikan dulu bagaimana orangtuanya.
Termasuk seusai Bulan Ramadhan (merayakan Idul Fitri), biasanya anak-anak berkunjung dan berkumpul di rumah orangtuanya sambil memberi bingkisan. Itu sangat dianjurkan, jadi jangan segan bersedekah kepada orangtua.
Berikutnya yang perlu diperhatikan untuk diberi sedekah, yakni saudara dan kerabat. Perhatikan bagaimana keadaan kakak atau adik kita.
Pemberian sedekah bisa juga dialamatkan ke paman, bibi, ipar yang benar-benar kondisinya membutuhkan pertolongan. Mereka berhak menerima sedekah.
Setelah orangtua, saudara, dan kerabat sudah terpenuhi, sedekah bisa disalurakan kepada tetangga sekitar. Jika ada tetangga yang fakir miskin, anak yatim piatu, atau mualaf hendaknya diberi sedekah.
Sedekah lainnya bisa disalurkan lewat lembaga resmi atau baitul maal yang mengatur pemberian sedekah kepada orang lain. Pemberian sedekah kepada orang lain pun bisa diserahkan secara langsung.
Bersedekah ini memiliki keutamaan yang luar biasa, bahkan disandingkan dengan dua amalan jariyah lain, yang pahalanya tidak akan terputus.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila seorang anak adam mati, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang memberi manfaat untuk orang lain dan anak yang sholeh yang berdoa untuk kedua orang tuanya“. [HR Muslim]
Dari hadits di atas dijelaskan bahwa ada amalan yang tidak akan habis pahalanya dan terus mengalir, yakni sedekah jariyah atau wakaf. Pahala abadi akan terus diterima walaupun pemberi sedekah sudah meniggal.***