Kisah Nabi SAW Bagian 10, Aminah Melahirkan, Bayi Itu Diberi Nama Muhammad

- 7 Februari 2023, 21:15 WIB
Ilustrasi Abdul Muthalib menggendong bayi yang ia beri nama Muhammad SAW, nabi agung akhir zaman.
Ilustrasi Abdul Muthalib menggendong bayi yang ia beri nama Muhammad SAW, nabi agung akhir zaman. /Kabar Cirebon/

KABARCIREBON - Pagi hari itu, Senin, 12 Rabiul Awwal. Saat itu bertepatan dengan bulan Agustus tahun 570 Masehi.

Tahun itu juga disebut tahun gajah. Karena, pada tahun itu terjadi penyerbuan Abrahah bersama pasukan gajahnya. Maka, orang Arab menyebutnya sebagai tahun gajah.

Aminah yang ditinggal wafat suaminya Abdullah melahirkan seorang bayi laki-laki yang kelak menjadi Nabi Agung, Nabi Akhir Zaman. (Sebagian pendapat mengatakan bahwa Aminah melahirkan pada tanggal 20 atau 21 April tahun 571 Masehi).

Baca Juga: Hadis Dua Perkara yang Dibenci Manusia Padahal Lebih Baik dari Fitnah dan Meringankan Hisab

Aminah mengutus seseorang sambil berkata. "Pergilah kepada Abdul Muthalib dan katakan, sesungguhnya telah lahir bayi untukmu. Oleh karena itu, datang dan lihatlah,".

Abdul Muthalib bergegas datang. Ketika mengambil bayi itu dari pelukan Aminah, dadanya bergemuruh dipenuhi rasa sayang.

"Kehadiranmu mengingatkan aku kepada ayahmu. Sungguh, di hatiku kini dirimu hadir sebagai pengganti Abdullah."

Baca Juga: Sholawat Alfa Shollallah, Teks Arab dan Terjemahan Indonesia

Dengan penuh rasa syukur, orangtua itu menggendong cucunya berthawaf, mengelilingi Ka'bah.

Kali ini tidak kepada berhala, tetapi kepada Allah.

Abdul Muthalib berdoa dan bersyukur.

"Aku memberimu nama Muhammad," kata Abdul Muthalib.

Muhammad berarti terpuji, sebuah nama yang tidak umum di kalangan masyarakat Arab, tetapi cukup dikenal.

Baca Juga: Gawat, 500 WNI Mayoritas Pelajar Tinggal di Areal Terdampak Gempa Turki, Ini Penjelasan KBRI

Kemudian, ia memerintahkan orang untuk menyembelih unta dan mengundang makan masyarakat Quraisy.

"Siapa nama putra Abdullah, cucumu itu ?" tanya seseorang kepada Abdul Muthalib.

"Muhammad"

"Mengapa tidak engkau beri nama dengan nama nenek moyang kita?"

"Kuinginkan ia menjadi orang yang terpuji, bagi Tuhan di langit dan bagi makhluk-Nya di bumi," jawab Abdul Muthalib.

Baca Juga: Situasi Jazirah Arab dan Suku Badui Sebelum Nabi Muhammad SAW Diutus, Inilah Kondisinya (Kisah Nabi Bagian 1)

Cahaya Aminah

Ketika Aminah mengandung Nabi Muhammad, ia melihat seberkas sinar keluar dari perutnya dan dengan sinar tersebut ia melihat istana-istana Busra di Syam.

Saat itu, di kalangan bangsawan Arab sudah berlaku tradisi yang baik, yakni mereka mencari wanita-wanita desa yang bisa menyusui anak-anaknya.

Anak-anak disusukan di pedalaman agar terhindar dari penyakit, memiliki tubuh yang kuat dan agar dapat belajar bahasa Arab yang murni di daerah pedesaan.

Baca Juga: Inilah Hadis Anjuran Gunakan Surat Pendek Ketika Jadi Imam Salat

Tidak lama kemudian ke Mekah datanglah serombongan wanita dari kabilah bani Sa'ad mencari bayi untuk disusui.

Di antara mereka ada seorang ibu bernama Halimah binti Abu Dzu'aib.

"Suamiku" panggil Halimah

"Tahun ini sungguh tahun kering tak ada tersisa sedikit pun hasil panen di kampung halaman kita.

Lihat unta tua kita tidak lagi menghasilkan susu sehingga anak-anak menangis pada malam hari karena lapar."

Baca Juga: Jaga Pakaianmu dengan Akhlak, Renungi Hadis Ini

"Semoga kita mendapat bayi seorang bangsawan kaya yang dapat memberi kita upah yang layak untuk menanggulangi kesengsaraan ini," jawab sang suami.

Namun harapan mereka tak terkabul. Hampir semua bayi bangsawan kaya telah diambil oleh teman-teman serombongan mereka.

Hanya ada satu bayi dalam gendongan ibunya yang mereka temui.

"Namanya Muhammad," kata Aminah kepada pasangan tersebut.

"Ia anak yatim. Tinggal aku dan kakeknya yang merawatnya." Halimah dan suaminya, Al-Harits bin Abdul Uzza saling berpandangan.

Baca Juga: Akhlak Wali, Tersenyum Meski Tangan Terjepit Pintu Mobil Hingga Bagikan Uang Miliaran ke Duafa Tanpa Sisa

Mereka enggan menerima anak yatim karena tidak ada ayah yang dapat memberi mereka upah yang layak.

Pasangan tersebut menggeleng dan pergi mencari bayi lain.

Aminah memandangi bayi dalam dekapannya dengan sendu.

Setiap wanita Bani Saad yang mendapat tawaran untuk menyusui Muhammad, selalu menolaknya karena anak yatim.

Tsuwaibah

Sebelum kedatangan para wanita Bani sa'ad, Muhammad disusui Tsuwaibah budak perempuan Abu Lahab.

Hanya beberapa hari Muhammad disusui oleh Tsuwaibah.

Baca Juga: Kisah Sufi, Dzun Nun Al-Mishri Uji Kesholehan Santri Melalui Tutup Nampan

Akan tetapi, di kemudian hari, di sepanjang hidupnya Muhammad selalu memperlakukan Tsuwaibah dengan baik.(Bersambung)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Kelahiran sayiduna Muhammad

صلى الله عليه وسلم

Kisah Nabi Muhammad SAW ini dicuplik dari KULIAH SIROH NABAWIYAH Bagian 10 Majelis Kopi Pahit Forsil Alma'ruf Benda Kerep Cirebon.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: Majelis Kopi Pahit Forsil Alma'ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x